LANDASAN TEORI
CONGENITAL HEART DESEASE
CONGENITAL HEART DESEASE
1. PENGERTIAN
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah suatu kegagalan jantung dalam memampa darah ke sisi kanan jantung atau ketidak mampuan jantung dalam memberikan sirkulasi sistemik yang cukup dalam rangka memenuhi kebutuhan organ–organ maupun jaringan seluruh tubuh
(A.AZIZ ALIMUL.H,2006:60)
2. PENYEBAB PJB
Seringkali tidak bisa diterangkan, meskipun beberapa faktor dianggap
berpotensi sebagai penyebab. Faktor-faktor ini adalah:
berpotensi sebagai penyebab. Faktor-faktor ini adalah:
– Infeksi virus pada ibu hamil (misalnya campak Jerman atau rubella),
– Obat-obatan atau jamu-jamuan,yang mengadung kortikosteroid
– Alkohol.
– Keturunan atau kelainan genetik ( jarang )
– Merokok
Penyakit ini merupakan kelainan bawaan yang paling sering terjadi (kira-kira 30% dari seluruh kelainan bawaan), dan paling sering menimbulkan kematian khususnya pada neonatus.
3. PENGGOLONGAN PENYAKIT JANTUNG BAWAAN
– PJB Sianotik
• PJB Sianotik dengan Vaskularisasi paru bertambah
Tidak ada obstruksi pada alirn darah Pulmonal. Sianosis disebabkan oleh hubungan ventrikel arteri abnormal (campuran total darah venosa sistemik pulmonal dalam jantung)
• PJB Sianotik dengan Vaskularisasi paru berkurang
Lesi yang sering adalah atrersia trikuspidalis, tetralogi fallo, dan berbagai bentuk ventrikel tunggal dengan stenosis pulmonal.
– PJB Asianotik
• PJB Asianotik dengan volume darah bertambah
Menimbulkan shun dari kiri ke kanan. Yang termasuk penyakit ini adalah Defek Sekat Atrium (ASD), Defek Sekat Ventrikel (VSD), Defek Sekat Atrioventrikuler (AVSD), Duktus Arterious Paten (PDA)
• PJB Asianotik dengan tekanan darah bertambah
Obstruksi alirann darah normal. Yang sering terjadi adalah aliran keluar ventrikel seperti stenosis katup pulmonal, stenosis katup aorta dan koartosio. Aliran dalam ke ventrikel seperti Stenosis trikuspidalis / mitral.
(NELSON, 2000 : 1572)
PENANGANAN MEDIS (NON BEDAH)
4.1. Defek sputum ventrikel
4.1.1 Tanda klinis
• pertumbuhan melambat
• anak terlihat pucat
• keluar keringat banyak
• ujung-ujung jari hiperemik
• diameter dada bertambah,sering terlihat penonjolan pada dada kiri
• napas pendek
4.1.2.Penatalaksanaan
4.1.2.1 Medik
Pasien dengan DSV perlu ditolong dengan obat-obatan untuk mengatai gagal jantung seperti gigoksin dan diuretic,jika menunjukan perbaikan maka operasi tidak perlu dilakukan ampai umur 2-3 tahun.Operasi dilakukan jika pada umur muda pengobatan medis untuk mengatasi gagal jantung tidak berhasil.
4.1.2.2. Keperawatan
Pada DVS baru dirawatdi RS bila sedang mendapatkan infeksi saluran nafas,karena biasanya sangat dispnea dan sianosis sehingga pasien terlihat payah,Maslah pasien yang perlu diperhatikan adalah bahaya terjadinya gagal jantung,resiko terjadi infeksi saluran nafas,kebutuhan nutrisi,gangguanrasa aman dan nyaman,kurangnya pengetahuan orangtua mengenai penyakit.
4.2.Duktus arteriosus persisten
Pada masa janin duktus arteriosus diperlukan untuk mengalirkan darah dari arteri pulmonalis ke aorta.Setelah bayi lahir duktus ini menutup.Duktus atreosus persisten terjadi bila duktus ini tidak menutup setelah bayi baru lahir.
4.2.1.Tanda klinis
pada DAP kecil ditemukan secara tidak terduga karena anak tanpa keluhan pertumbuhan dan perkembangan normal.pada DAP besar sering terjadi infeksi saluran pernafasan,anak nampak kurus,teraba aktivitas ventrikel kiri bertambah,sering teraba getaran bising di sela iga kedua kiri.nadi teraba kuat,pada auskultasi terdapat kelainan bising yaitu continue murmur/machinery murmur
4.2.2.penatalaksanaan
4.2.2.1 Medis
Pengobatan definitive untuk DAP kecil adalah pembedahan DAP kecildapatdioperasikapan saja.pada DAP besar dapat diberikan digoksin dan diuretic untuk mengurangi gagal jantung.Operasi dilakukan pada masa bayi bila gejala yang terjadi berat.pada bayi premature DAP ditutup dengan Antiprostatglandin,misalnya indometasin,yang harus diberikan sedini mungkin(<1 minggu)
4.2.2.2 Keperawatan
Berbagai resiko seperti pada DSV juga terjadi pada DAP,dengan demikian perawatanbayi dan anak dengan DAP serupa pada DSV
4.3.Stenosis Aorta
4.3.1.Tanda klinis : Umumnya tanpa keluhan,Bila ada keluhan nyeri
Dada dan pusing merupakan tanda bahaya karena anak dapat meninggal mendadak (darah yang beredar berkurang dan otak menderita kekurangan darah dan O2)
4.3.2.Penatalaksanaan
o .Medik:Karena katup aorta masih dalam perkembangan biasanya tindakan pembedahan tidak dilakukan kecuali jika terdapat perbedaan tekanan lebih 70 mmHg antara ventrikel kiri dan aorta.Sekarang terdapat teknik baru yaitu melebarkan daerah yang menyempit dengan cateter yang dilengkapi dengan balon.
o Keperawatan ; Masalah yang terbesar adalah pasien dapat meninggal mendadak.Jika diketahui bahwa anak menderita steonosi aorta orang tua harus memperhatikan agar aktivitas anak tidak melebihi kemampuannya sesuai dengan petunjuk dokter.
4.4.Stenosis pulmonal
4.4.1.Tanda klinis :
Umumnya pasien berwajah bulat,tidak terdapat gangguan pertambahan berat badan.pada palpasi aktivitas ventrikel kanan teraba jelas pada pericardium,Pada Pasien berat dan sedang sering teraba getaran bising pada sela iga ketiga dan kedua kiri di fosa suprasternalis.
4.4.2.Penatalaksanaan
- Medis :Jika tekanan ventrikel kana 70 mmHg.maka terdapat indkasi untuk operasi sekarang makin popular pelebaran penyempitan SP(stenosis pulmonal) dengan kateter balon,dan dilaporkan hasilnya baik
- Keperawatan : Walaupun tidak terdapat keluhan pada anak (hanya pada waktu ada stress saja) tetapi bila diagnosis telah diketahui orangtua harus mempertahatikan kesehatan anaknya karena risiko terjadi gagal jantung dapat terjadi.
4.5.Kuartktasio aorta
4.5.1 definisi : Kelainan yang terjadi pada aorta berupa adanya penyempitan didekat percabangan arteria subklavikula
4.5.2.Tanda klinis :
Sulit diketahui karena tempatnya luas dan bervariasi,koarktasio aorta banyak ditemukan pada anak umur sekolah dan remaja.pada bayi umur 3 bulan koarktasio aorta disebabkan gagal jantung.
4.5.3penatalaksanaan
- Medis : Untuk mencegah komplikasi bisanya dioperasi pada umur sekitar 6 tahun.jika terdapat gejala hipertensi yang tinggi bagian tubuh atas atau gagal jantung dapat dilakukan operasi
- Keperawatan ; Masalah pasien yang utama adalah resiko terjadinya perdarahan bagian tubuh atas(daerah kepala) sehubungan dengan adanya penyempita dibeberapa tempat pada aorta.
4.6.PJB sianotik dengan Vaskularisasi paru berkurangang
a. Tanda klinis : sianotik, takipnea ,dan hiperventilasi penurunan kesadaran Dapat diseratai kejang – kejang.Jika PJB ini tidak diketahui sejak semula (bayi baru lahir),sering ditemukan bayi dibawa konsultasi dengan keluhan bahwa jika bayi sedang minum atau menangis menjadi sianosi.
b. pemeriksaan diagnostic : Untuk mengetahui adanya TF(Tetralogi Fallot) dan menentukan pengobatanya diperlukan pemeriksaan EKG,katerisasi jantung,dan angiogravi.Dari kateterisasi jantung dapat diketahui derajat dan sifat stenosis pulmonal atau pirau kanan ke kiri.Dengan angiografi melihat secara anatomis ukuran Over-riding aorta,sifat stenosis pulmonal,besarnya ventrikel kiri dan kedudukan septum ventrikel.
c. penatalaksanaan
- Medik :Penolonganya hanya dengan di operasi,Jika TF dengan sianosis ringan dapat dilakukan pada umur 3-5 tahun,Pada Tf berat dilakukan pada umur kurang dari 6 bulan operasi 2 tahap.Tf yang dapat serangan anoksia harus ditolong denga pemberian morfin dosis 1 mg/kgBB seacara subkutan.
Bila perlu koreksi dehidrasi dan asidosis metabolic
Setiap tindakan yang dapat menimbulkan bakteriemia seperti mencabut gigi sirkumsisi,katerisasi urin harus dilindungi denagn antibiotic 1 hari sebelum dan 3 hari sesudah untuk mencegah endokarditis.
- Keperawatan ; Masalah klien yang perlu diperhatikan adalah bahaya terjadinya anoksia,kebutuhan nutrisi,risiko terjadinya komplikasi dan kurang pengetahuan orang tua mengenai penyakit.
4.7.PJB Sianotik dengan vaskularisasi paru bertambah
4.7.1Tanda klinis ;bayi lahir dalam keadaan sianosis,pucat kebiru –biruan (Picasso blue).TAB (transposisi arteri besar )merupakan PJB (penyakit jantung bawaan) yang sering membawa kematian pada masa bayi (80% meninggal pada masa bayi dan 5% pada masa prasekolah)
4.7.2 Patalaksanaan
4.7.2.1.Medis : Dengan operasi memungkinka pasien TAB dapat bertahan hidup
4.7.2.2Keperawatan :Sama dengan pasien TF dan penyakit jantung lainya.tidak perlu memberika sikap knee chest karena sianosis selalu terdapat,maka O2 harus diberikan secara terus menerus.Selain itu perlu diketahui bagaimana persiapan pasien untuk suatu tindakan;
• - Membuat EKG,bila perlu dapat membacanya
• - Mengukur tekanan darah secara benar
• - Mempersiapkan pasien untuk kateterisai jantung dan operasi
• - Mengambil darah untuk pemeriksaan labotarium/Astrup.
0 comments:
Posting Komentar