Menurut Doenges,(2000) pemeriksaan diagnostik
yang dapat dilakukan pada penyakit stroke adalah:
1. Angiografi serebral: membantu menentukan
penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan, obstruksi arteri atau
adanya titik oklusi/ ruptur.
2.
CT-scan: memperhatikan
adanya edema, hematoma, iskemia, dan adanya infark.
3. Pungsi lumbal: menunjukkan adanya tekanan
normal dan biasanya ada thrombosis, emboli serebral, dan TIA (Transient Ischaemia Attack) atau
serangan iskemia otak sepintas. Tekanan
meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukkan adanya hemoragik
subarakhnoid atau perdarahan intra kranial. Kadar protein total meningkat pada
kasus thrombosis sehubungan dengan adanya proses inflamasi.
4. MRI (Magnetic
Resonance Imaging): menunjukkan daerah yang mengalami infark, hemoragik,
dan malformasi arteriovena.
5. Ultrasonografi Doppler: mengidentifikasi penyakit
arteriovena.
6. EEG (Electroencephalography):
mengidentifikasi penyakit didasarkan pada gelombang otak dan mungkin memperlihatkan
daerah lesi yang spesifik.
7. Sinar X: menggambarkan perubahan kelenjar
lempeng pineal daerah yang berlawanan dari massa yang meluas, kalsifikasi
karotis interna terdapat pada thrombosis serebral.
0 comments:
Posting Komentar