1.
Pengertian
Anemia adalah berkurangnya jumlah
eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam 1 mm3 darah atau
berkurangnya volume sel yang didapat dalam 100 ml darah (Ngastia, 1997 ; 398)
2.
Data Subyektif
-
Nafsu makan menurun,
-
Badan lemah
-
Penglihatan kabur
-
Kebutuhan istirahat dan tidur
berkurang
-
Terjadi konstipasi
-
Terjadi perdarahan pada gusi,
-
Telinga berdengung
3.
Data Obyektif
-
Jantung berdebar, bunyi
-
Perdarahan saluran cerna,
-
Hepatomegali dan kadang-kadang
splenomegali
-
jantung murmur sistolik
-
JVP melemah
-
Konjungtiva pucat
-
Pucat pada bibir
1.
Diagnosa yang Mungkin Timbul
-
Diagnosa I
Perubahan perfusi jaringan b/d perubahan komponen
seluler yang diperlukan untuk mengirim oksigen atau nutrien ke sel
-
Diagnosa II
Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara
pengirim dengan kebutuhan oksigen
-
Diagnosa III
Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d ketidakmampuan untuk
mencerna makan atau absorbsi nutrisi yang diperlukan
-
Diagnosa IV
Resiko tinggi terhadap kerusakan
integritas kulit b/d perubahan sirkulasi dan neurologis gangguan mobilitas
2.
Intervensi
-
Diagnosa I
1. Awasi TTV, kaji warna kulit atau membran
mukosa dasar kulit
R/ Memberikan
informasi tentang denyut perfusi jaringan dan membantumenentukan intervensi selanjutnya.
2. Atur posisi lebih tinggi
R/ Meningkatkan
ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi
3. Observasi pernafasan
R/ Dispnea
menunjukkan gejala gagal jantung ringan
4. Kaji untuk respon verbal
melambatkan mudah terangsang gangguan memori
R/ Mengindikasikan
definisi dan kebutuhan pengobatan
5. Kolaborasi dalam pemberian
transfusi
R/ Meningkatkan
jumlah sel pembawa oksigen, memperbaiki defisiensi,menurunkan resiko tinggi pendarahan
- Diagnosa II
1. Kaji kehilangan atau gangguan
keseimbangan jaya jalan atau kelemahan otot
R/ Menunjukkan
perubahan neorologi karena defisiensi vitamin B12 mempengaruhi keamanan pasien atau resiko cidera.
2. Awasi TD, nadi, pernafasan
selama dan sesudah aktivitas
R/ Manifestasi
kardiopulmunal dari upaya jantung dan paru untuk membawajumlah oksigen adekuat ke jaringan.
3. Ubah posisi pasien dengan
perlahan dan pantau terhadap pusing
R/ Hipotensi
atau hipoksia dapat menyebabkan pusing, berdenyut dan peningkatan resiko cidera
4. Berikan bantuan dalam aktivitas
atau ambulasi bila perlu
R/ Membantu
bila perlu, harga diri ditingkatkan bila pasien melakukan sesuatusendiri.
5. Berikan lingkungan tenang,
pertahankan tirah baring bila diindikasikan
R/ Meningkatkan istirahat untuk
menurunkan kebutuhan oksigen tubuh danmenurunkan regangan jantung dan paru
- Diagnosa III
1. Kaji riwayat nutrisi termasuk
makan yang disukai
R/ Mengidentifikasi
defisiensi
2. Observasi dan catat masukan
makanan klien
R/ Mengawasi
masukan kalori atau kualitas kekurangan makanan
3. Timbang berat badan tiap hari
R/ Mengawasi
penurunan berat badan atau efektivitas intervensi
4. Berikan makanan sedikit tapi
sering
R/ Menurunkan
kelemahan dan meningkatkan masukan mencegahdistensi gaster
5. Pantau pemeriksaan Hb, albumen
protein dan zat besi serum
R/ Meningkatkan efektivitas program
pengobatan termasuk diet nurtrisiyang diberikan
-
Diagnosa IV
1. Kaji integritas kulit catat
perubahan pada turgor, gangguan warna, hangat lokal,
eritema
R/ Kondisi
kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi dan mobilisasi
2. Ubah posisi secara periodik dan
pijat permukaan tulang bila pasien tidak bergerak
atau tidur di tempat tidur
R/ Meningkat sirkulasi kesemua area
kulit membatasi iskemia jaringanatau mempengaruhi hipoksia seluler
3. Anjuran permukaan kulit kering
dan bersih, batasi penggunaan sabun
R/ Area
lembab, terkontaminasi, memberikan media yang sangat baik untukpertumbuhan organisme patogen, sabun dapat mengeringkan kulit secara
berlebihan dan dapat meningkatkan iritasi.
Daftarr Pustaka
Ngastiah. 1997. Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta
riyawan.com
0 comments:
Posting Komentar