ASUHAN KEPERAWATAN PADA
ANAK DENGAN KASUS CAMPAK
I.
KONSEP
TEORI
1.1. PENGERTIAN
Morbili/Campak
Merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus yang dapat menyerang pada
anak. Terjadinya penyakit ini melalui
tiga stadium di antaranya:stadium kataris yang berlangsung 4-5 hari dengan
gejala flu, batuk demam, terjadi konjungtivitis, nyeri tenggorokan, pembesaran
kelenjar getah bening dan terjadi bercak koplik yaitu bercak putih kelabu yang
dikelilingi daerah kemerahan. Stadium yang kedua adalah stadium erupsi
merupakan stadium pada morbili yang ditandai dengan adanya titik merah pada
palatum durum dan palatum mole, kemudian adanya bercak makulopapuler pada muka
tubuh dan anggota gerak. Stadium yang ketiga adalah stadium konvalensi, dimana
gejala-gejala sudah mulai menghilang dan meninggalkan bekas seperti adanya
hiperpigmentasi.
1.2. PATOFISIOLOGI
Sebagai
reaksi terhadap virus maka terjadi eksudat yang serous dan proliferasi sel
mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus di sekitar kaapiler. Kelainan ini
terdapat pada kulit, selaput lender nasofaring, bronkus dan konjungtiva.
1.3. KOMPLIKASI
·
Otitis Media
·
Pneumonia
·
Bronkiolitis
·
Ensefalitis
·
Laringitis obstruksi dan laringotrakhetis
1.4. ETIOLOGI
·
Virus Morbili yang berasal dari secret
saluran pernafasan, darah, dan urine dari orang yang terinfeksi. Penyebaran
infeksi melalui kontak langsung dari orang yang terinfeksi.
·
Masa inkubasi selama 10-20 hari, dimana
periode yang sangat menular adalah hari pertama hingga hari ke-4 setelah
timbulnya rash (pada umumnya pada stadium kataral).
1.5. MANIFESTASI
KLINIS
·
Stadium Prodromal (Catarrhal)
Demam,
malaise, batuk, konjungtivitis, koriza, terdapat bercak koplik berwarna putih
kelabu sebesar ujung jarum dikelilingi oleh eritema, terletak di mukosa bukalis
berhadapan dengan molar bawah, timbul dua hari sebelum munculnya rash. Stadium
ini berlangsung selama 4-5 hari.
·
Stadium Erupsi
Koriza
dan batuk-batuk bertambah, terjadi eritema yang berbentuk macula-papula disertai
meningkatnya suhu badan. Mula-mula eritema muncul dibelakang telinga, di bagian
atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah. Kadang-kadang
terdapat perdarahan ringan di bawah kulit, pembesaran kelenjar getah bening di
sudut mandibula dan di daerah belakang leher.
·
Stadium konvalensi
Erupsi
berkurang dan meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang
menghilang dengan sendirinya. Selanjutnya diikuti gejala aanorexia, malaise,
limfadenopati
1.6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.6.1.
Darah tepi: jumlah leukosit normal atau
meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri
1.6.2.
Pemeriksaan antibodi IgM anti campak
·
Pemeriksaan untuk komplikasi:
·
Ensefalopati/ensefalitis : dilakukan
pemeriksaan cairan serebrospinalis, kadar elektrolit darah dan analisis gas
darah
·
Enteritis: feses lengkap
·
Bronkopneumonia : dilakukan pemeriksaan
foto dada dan analisis gas darah.
1.7. PENATALAKSANAAN
·
Pemberian Vit A
·
Istirahat baring selama suhu tubuh
meningkat, pemberian antipiretik
·
Pemberian antibiotic pada anak-anak yang
beresiko tinggi
·
Pemberian obat batuk dan sedativum
1.8. IMUNISASI/PEMBERIAN VAKSIN CAMPAK
Imunisasi
adalah usaha untuk memberikan kekebalan pada anak terhadap penyakit tertentu.
Vaksin adalah kuman atau racun yang di masukkan ke dalam tubuh bayi atau anak
yang disebut antigen. Dalam tubuh, antigen akan bereaksi dengan antibodi sehingga
terjadi kekebalan. Jenis vaksin yang digunakan adalah vaksin campak.
Vaksin
campak berisi virus campak yang dilemahkan dan dimasukkan ke dalam tubuh anak.
a)
Tujuan pemberian : Mendapat kekebalan
terhadap penyakit campak secara aktif. Vaksin campak mengandung virus campak
yang telah dilemahkan.
b)
Cara pemberian : pada usia 9 bulan dan
lebih dari 1 tahun, karena campak diberikan hanya 1 kali untuk seumur hidup.
Dengan dosis 0,5 cc apabila diberikan kurang dari usia 9 bulan harus diulangi
pada usia 15 bulan.
II.
KONSEP
AUHAN KEPERAWATAN
2.1.
PENGKAJIAN
2.2.1
Biodata :
a)
Anak yang sakit.
b)
Orang tua.
2.2.2
Riwayat kesehatan
a)
Keluhan utama.
b)
RPS (demam tinggi, anoreksia, malaise,
dll).
c)
Riwayat kesehatan lalu.
d)
Riwayat kesehatan keluarga.
e)
Riwayat kehamilan (anak yang sakit).
ANG…..x, imunisasi……x, ada kelainan / tidak.
f)
Riwayat imunisasi (bayi dan anak).
g)
Riwayat nutrisi.
h)
Riwayat tumbuh kembang.
2.2.3
Pola aktivitas sehari-hari
a.
Nutrisi / minum :
·
Dirumah
·
Dirumah sakit
b.
Tidur / istirahat :
·
Dirumah
·
Dirumah sakit
c.
Kebersihan :
·
Dirumah
·
Dirumah sakit
d.
Eliminasi :
·
Dirumah
·
Dirumah sakit
e.
Pemeriksaan fisik:
·
K/U lemah
·
TTV (suhu di atas 38oC)
·
Pemeriksaan mulai dari kepala –
musculoskeletal termasuk neurology.
f.
Pemeriksaan penunjang:
·
Pemeriksaan darah
·
Pemeriksaan sel giant
·
Pemeriksaan serologis
2.2.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1)
Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
2)
Ganguan peningkatan suhu tubuh
berhubungan dengan infeksi virus.
3)
Gangguan rasa aman dan nyaman
berhubungan dengan adanya demam, tidak enak bedan, pusing, mulut terasa pahit,
kadang-kadang muntah dan gatal.
4)
Resiko terjadi komplikasi berhubungan
dengan daya tahan tubuh yang menurun.
5)
Kerusakan integritas kulit b.d penurunan
imunitas
6)
Kurangnya pengetahuan orang tua tentang
penyakit.
2.3.
INTERVENSI /
IMPLEMENTASI
1)
Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
Kriteria –
standart:
-
Menunjukkan peningkatan berat badan
menuju tujuan peningkatan yang tepat.
-
Menunjukkan perilaku / perubahan pola
hidup untuk meningkatkan dan atau mempertahankan berat badan yang tepat.
Intervensi
Keperawatan:
·
Berikan banyak minum (sari buah-buahan, sirup
yang tidak memakai es).
Rasional :
untuk mengkompensasi adanya peningkatan suhu tubuh dan merangsang nafsu makan
·
Berikan susu porsi sedikit tetapi sering
(susu dibuat encer dan tidak terlalu manis, dan berikan susu tersebut dalam
keadaan yang hangat ketika diminum).
Rasional :
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi melalui cairan bernutrisi.
·
Berikan makanan lunak, misalnya bubur
yang memakai kuah, sup atau bubur santan memakai gula dengan porsi sedikir
tetapi dengan kuantitas yang sering.
Rasional :
untuk memudahkan mencerna makanan dan meningkatkan asupan makanan.
·
Berikan nasi TKTP, jika suhu tubuh sudah
turun dan nafsu makan mulai membaik.
Rasional :
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh setelah sakit.
2)
Ganguan peningkatan suhu tubuh
berhubungan dengan infeksi virus.
Criteria –
standart:
-
Pasien menunjukkan adanya penurunan suhu
tubuh mencapai normal.
-
Pasien menunjukkan tidak adanya
komplikasi.
Intervensi
keperawatan:
·
Memberikan kompres dingin / hangat.
Rasional :
untuk membantu dalam penurunan suhsu tubuh pada pasien.
·
Kolaborasi medis untuk pemberian terapi
antipiretikum.
Rasional :
antipiretikum bekerja untuk menurunkan adanya kenaikan suhu tubuh.
·
Pantau suhu lingkungan, batasi /
tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi.
Rasional :
suhu ruangan / jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu tubuh agar
tetap normal.
3)
Gangguan rasa aman dan nyaman
berhubungan dengan adanya demam, tidak enak bedan, pusing, mulut terasa pahit,
kadang-kadang muntah dan gatal.
Kriteria –
standart:
-
Pasien menunjukkan kenyamanan, tidak
merasa gatal lagi.
-
Badan kelihatan segar dan tidak merasa
pusing.
Intervensi
keperawatan:
·
Bedaki tubuh anak dengan bedak salisil
1% atau lainnya atas resep dokter.
Rasional :
bedak salisil 1% dapat mengurangi rasa gatal pada tubuh anak.
·
Menghindari anak tidak tidur di bawah
lampu karena silau dan membuat tidak nyaman.
Rasional :
lampu yang terlalu terang membuat anak silau dan menambah rasa tidak nyaman.
·
Selama demam masih tinggi tidak boleh
dimandikan dan sering-sering dibedaki.
Rasional :
tubuh yang dibedaki akan membuat rasa nyaman pasa pasien.
·
Jika suhu tubuh turun, untuk mengurangi
gatal dapat dimandikan dengan PK atau air hangat atau dapat juga dengan
bethadine.
Rasional :
air hangat / PK dapat mengurangi gatal dan menambah rasa nyaman.
4)
Resiko terjadi komplikasi berhubungan
dengan daya tahan tubuh yang menurun.
Criteria –
standart:
-
Pasien menunjukkan peningkatan kondisi
tubuh.
-
Daya tahan tubuh optimal tidak
menunjukkan tanda-tanda mudah terserang panyakit.
Intervensi
keperawatan:
·
Mengubah sikap baring anak beberapa kali
sehari dan berikan bantal untuk meninggikan kepalanya.
Rasional :
meninggikan posisi kepala dapat memberikan sirkulasi udara dalam paru.
·
Mendudukkan anak / dipangku pada waktu
minum.
Rasional :
mencegah terjadinya aspirasi.
·
Menghindarkan membaringkan pasien di
depan jendela atau membawanya keluar selama masih demam.
Rasional :
menghindarkan anak terkena angin dan menambah suhu tubuh.
5)
Resiko kerusakan integritas kulit b.d
ketidakadekuatan sirkulasi perifer, sensori, adanya edema, tekanan, perubahan
status metabolik.
Kriteria hasil :
-
Integritas kulit yang baik bisa
dipertahankan (sensasi, elastisitas, emperatur, hidrasi, pigmentasi)
-
Tidak ada luka atau lesi pada kulit
-
Perfusi jaringan baik
-
Mampu melindungi kulit dan
mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami.
Intervensi
keperawatan:
·
Anjurkan pasien untuk mengenakan pakaian
yang longgar
·
Hindari kerutan pada tempat tidur
·
Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih
dan kering
·
Mobilisasi pasien secara teratur
·
Monitor kulit akan adanya kemerahan
·
Oleskan lotion pada daerah yang tertekan
6)
Kurangnya pengetahuan orang tua tentang
penyakit.
Kriteria –
standart:
-
Orang tua menunjukkan mengerti tetang
proses penyakit.
-
Orang tua mengerti bagaimana pencegahan
dan meningkatkan gizi agar tidak mudah timbul komplikasi yang berat.
Intervensi
keperawatan:
·
Memberikan penyuluhan tentang pemberian
gizi yang baik bagi anak, terutama balita agar tidak mudah mendapat infeksi.
Rasional :
memberikan pengetahuan kepada orang tua.
·
Menjelaskan pada orang tua tentang
morbili tentang hubungan pencegahan dengan vaksinasi campak dan peningkatan
gizi agar tidak mudah timbul komplikasi yang berat.
Rasional :
memberikan pengetahuan kepada orang tua tentang pencegahan penyakit anaknya.
2.4.
EVALUASI
2.4.1
Suhu tubuh normal / turun (36,7oC
– 37,6oC).
2.4.2
Cairan dan nutrisi dalam tubuh seimbang.
2.4.3
Tubuh tidak merasa gatal.
2.4.4
Tidak ada luka atau lesi pada kulit dan
intregitas kulit dapat dipertahankan.
2.4.5
Orang tua / keluarga mengerti mengenai
penyakit morbili dan pencegahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Riyawan | Kumpulan Artikel Kesehatan
Deslidel,
dkk.2011.Buku Ajar Asuhan Neonatus, Bayi, & Balita. Jakarta : EGC.
Alimul,
Azis.2006.Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Ed.1 jilid 2. Jakarta : Salemba
Medika.
Suri
Adi Rita.2001.Buku Pegangan Praktek Klinik Asuhan Keperawatan Pada Anak,Ed 1.
Jakarta :Perpustakaan NAS RI.PT FAJAR INTERPRATAMA.
Wong,D.L.2004.Pedoman
Klinis Keperawatan Pediatrik, edisi 4. Jakarta:EGC.
0 comments:
Posting Komentar