1.
Pengertian
Kekurangan Energi Protein suatu keadaan kurang gizi yang di sebabkan
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak
memenuhi angka kecukupan gizi. ( Kapita Selekta, 2001: 512)
2.
Data Subyektif
- Anoreksia
- Anak cengeng
- Muka sembab dan
bengkak
- Sering
terbangun pada malam hari
- Penyakit
infeksi
- Kelemahan,
malaise, apatis
3.
Data Obyektif
- Hipotermi, bradicardi,
letargi, TB kurang dari usia pertumbuhan,
- Lingkar
lengan > 14 cm
- Combus,
protein uria
- Rambut tipis
kemerahan seperti rambut jagung, mudah dicabut tanpa terasa, rontok,
berwarna-warni (sign of bendera)
- Konjungtiva
pucat, tampak sayu
- Perut membuncit,
gambaran pembuluh darah jelas, kulit mengkilap
- Kulit kering
dan bersisik
4.
Diagnosa yang Mungkin Timbul
- Diagnosa I
Gangguan pemenuhan kebutuhan gizi ( kurang dari
kebutuhan) b/d tidak adekuatnya intake
-
Diagnosa II
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b/d
penegangan kulit sekunder dari retemsi Na dan air
- Diagnosa III
Resiko infeksi sekunder b/d penurunan respon imun
sekunder dari hipoalbumin
- Diagnosa IV
Kurangnya pengetahuan orang tua b/d tidak
adekuatnya informasi yang diterima
- Diagnosa V
Resiko eliminasi alvi (diare) s/d atrofi mukosa
usus
- Diagnosa
VI
Intoleran aktifitas s/d kelemahan otot sekunder
dari penurunan oksigen otak
- Diagnosa
VII
Water excese ekstravaskuler s/d penurunan tekanan
osmotik
5.
Intervensi
- Diagnosa
I
1. Berikan makanan sesuai program terapi porsi kecil
tapi sering
R/ Diit yang sesuai mempercepat proses penyembuhan
2. Beri perawatan mulut sebelum dan sesudah makan
R/ Mulut yang bersih dan sehat memberikan rasa nyaman
dan meningkatkan selera makan
3. Sajikan makanan yang menarik, merangsang selera
dan dalam suasana yang menyenangkan
R/ Membantu meningkatkan selera makan sehingga intake
makanan dapat terpenuhi
4. Pasang sonde bila pasien tidak dapat makan lewat
oral
R/ Memudahkan masukan diit makanan sesuai program
5. Timbang BB tiap hari
R/ Memonitor kurangnya BB dan efektifitas intervensi
yang diberikan
6. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diit
R/ Pemberian diit sesuai kebutuhan / kondisi klien
- Diagnosa II
1. Kaji keadaan kulit
R/ Dapat diketahui tingkat keparahan
2. Ubah posisi miring kanan kiri tiap 2 jam
R/ Tekanan terlalu lama pada kulit menyebabkan
aliran darah tidak lancar
sehingga kulit mudah luka.
3. Jaga kebersihan kulit tiap hari
R/ Mencegah timbulnya penyakit kulit
4. Beri suplemen vitamin
R/ Vitamin dapat membantu memperbaiki sel yang
rusak
5. Pantau kadar Na dan H2O dalam tubuh
R/ Retensi Na dan H2O dalam tubuh
menyebabkan odema
- Diagnosa
III
1. Monitor kadar albumin
R/ Penurunan albumin merupakan indikator adanya
gangguan dalam sintesa di hepar
2. Monitor suhu tubuh
R/ Peningkatan suhu tubuh merupakan indikator
adanya infeksi
3. Berikan kompres dingin
R/ Dengan kompres dingin dapat mengurangi panas
secara evaporasi
4. Tingkatkan asupan protein
R/ Protein merupakan bahan dasar pembentukan
albumin
5. Monitor kadar Hb
R/ Penurunan kadar Hb merupakan indikator
menurunnya daya tahan tubuh
- Diagnosa
IV
1. Beri penyuluhan tentang gizi seimbang
R/ Meningkatkan pengetahuan orang tua dalam
memberikan nutrisi
2. Beri penjelasan tentang manfaat gizi bagi anak
R/ Orang tua lebih memperhatiakn tentang tumbang
anak
3. Beri contoh makanan yang bergizi dan pengolahan
R/ Memudahkan orang tua dalam mendapatkan makanan
yang bergizi
4. Beri penjelasan tentang dampak kurang gizi pada
anak
R/ Pengetahuan adekuat tentang gizi membuat orang
tua mengerti pentingnya
gizi bagi anak.
- Diagnosa
V
1. Beri HE kepada keluarga tentang penyebab diare
R/ Pengetahuan adekuat menyebabkan keluarga lebih
kooperatif
2. Observasi BU
R/ Peningkatan BU merupakan indikator adanya
gangguan penyerapan usus
3. Observasi warna, konsistensi, frekuensi BAB
R/ Keadaan feses, merupakan indikator dari kerja
usus
4. Beri makanan porsi kecil tapi sering sesuai
program terapi
R/ Pemberian makanan secara bertahap memudahkan
adaptasi usus sehingga
makanan mudah dicerna dan diabsorbsi.
- Diagnosa
VI
1. Observasi
TTV
R/ Peningkatan nadi abnormal menunjukkan beban
jantung berlebihan
2. Anjurkan istirahat di sela aktifitas
R/ Mengurangi kebutuhan oksigen
3. Bantu untuk melakukan aktifitas ringan
R/ Mengurangi beban jantung
- Diagnosa
VII
1. Observasi odem
R/ Mengetahui derajat odem dan tindakan yang akan
dilakukan
2. Pertahankan intake dan output
R/ Mempertahankan status hidrasi
3. Timbang BB tiap hari
R/ BB merupakan indikasi jumlah cairan tubuh
4. Batasi pemberian garam
R/ Garam menyebabkan retensi cairan tubuh
Daftar Pustaka
Suriadi, dkk. 2001, Asuhan Keperawatan Pada Anak,
Edisi I, Fajar Interpratama, Jakarta.
Riyawan.com
0 comments:
Posting Komentar