ASUHAN
KEPERAWATAN ANAK
DENGAN
LEUKEMIA
1.
KONSEP DASAR
1.1
PENGERTIAN
1.1.1 Leukemia adalah : penyakit akibat terjadinya poliferasi sel leukosit yang
abnormal dan ganas. Serta sering disertai adanya leukosit jumlah berlebihan
yang dapat menyebabkan terjadinya Anemia trombositopenia (A. Aziz Alimul
Hidayat, 2006.44)
1.1.2
Leukimia
adalah : penyakit akibat
proliferasi (bertambah banyak atau multipukasi) patologi dari sel pembuat darah
yang bersifat sistemik dan biasanya berakhir fatal. (nulr
salam 2005. 132)
1.2
PENYEBAB
Penyebab yang pasti belum
diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya
leukemia, yaitu:
1.2.1
Faktor
genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (T Cell
Leukemia – Lymphoma virus / HTLU).
1.2.2
Radiasi
1.2.3
Obata
– obatan imono surpresif, obat – obatan karsinogetik seperti diethilbestrol.
1.2.4
Faktor
herediter, misalnya pada kembar monozigot.
1.2.5
Kelaianan kromosom
1.3
PEMBAGIAN LEUKEMIA
1.3.1
Berdasarkan perjalanan
penyakitnya
1.3.1.1
Acut leukimia limfoblastik
(ALL)
Yaitu : sel induk berasal dari
sel induk sistem limpoid
1.3.1.2
Leukemia micloblastik Akut
(LMA)
Yaitu sel induk berasal dari
sel induk sistem myloid
1.3.1.3
Leukemia limfosit kronik (LLK)
1.3.1.4
Leukemia mielosistik (LMK)
1.3.2
Berdasarkan morfologik sel
1.3.2.1
Leukemia sistem eritropoetik
1.3.2.2
Leukemia sistem granulopoetik
1.3.2.3
Leukemia sistem trombopetik
1.3.2.4
Leukemia sistem limpoetik
1.3.2.5
Leukemia RES.
1.4
Patofisiologi
Adanya poliferasi sel kanker,
sehingga sel kanker bersaing dengan sel normal untuk mendapatkan nutrisi dengan
cara infiltrasi sel normal digantikan dengan sel kanker. Dengan adanya sel
kanker akan terjadi depresi sumsum tulang yang akan dipengaruhi eritrosit,
faktor pembekuan dan jaringan meningkat karena adanya depresi sum – sum tulang
maka produksi eritrosie menurun dan terjadi anemia, produksi leukosit juga
menurun sehingga sistem retikoloedotelial akan terpengaruh dan menyebabkan
gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi yang
manifestasinya berupa demam.
Faktor pembekuan juga
mengalami penurunan sehingga terjadi perdarahan yang akan menimbulkan
trombositopenia. Dengan adanya pergantian sel normal oleh sel kanker sehingga
terjadi infiltrasi ekstra menular sehingga terjadi pembesaran limfe. Lifer tulang
dan persendian, hal tersebut juga akan mempengaruhi SSP (sistem saraf pusat).
Yakni adanya infiltrasi SSP, sehingga timbullah meningitis leukemia, hal
tersebut juga akan mempengaruhi metabolisme sehingga sel akan kekurangan
makanan.
Secara sistematis dapat
digambarkan sebagai berikut:
1.5
Tanda dan gejala
·
Adanya tanda anemia
·
Demam
·
Keletihan
·
Pucat
·
Anorexia
·
Pendarahan
·
Nyeri sendi dan tulang
·
Nyeri abdomen yang tidak jelas
·
Penurunan BB
·
Pembesaran
organ seperti : hati, limfa dll.
·
Adanya
tanda – tanda peningkatan intrakranial seperti : nyeri, kaku kuduk, dan sakit
kepala, iritabilitas, muntah, edema pupil, dan terjadi koma.
·
Kelemahan
pada ekstremitas bawah, yakni adanya kesulitan berkemih.
1.6
Penatalaksanaan
1.6.1
Medik
1. Transfusi darah, biasanya diberikan jika
kadar Hb kurang dari 69%, pada trombositopenia yang berat dab perdarahan masif,
dapat diberikan transfusi trombosit dan bila terdapat tanda – tanda DIC dapat
diberikan Heparin.
2. Kortikosteroid (Prednison, kortison,
deksametason dsb) setelah dicapai remisi dosis dikurangai sedikit demi sedikit
dan akhirnya dihentikan.
3. Sitostatika (Vinkristin Concovin),
rubidomisin (daunnorubyane), dan berbagai nama obat lainnya, pada umumnya
sitostatika diberikan dalam kombinasi bersama – sama dengan prednison, dan obat
ini sering menimbulakan efeksamping berupa : Alopsia (botak), stomatitis,
leukopnia, infeksi skunder ayau kandidiasis, bila jumlah leukosit kurang dari
2000 / mm3 pemberiannya harus hati – hati.
4. Infeksi skunder dihindarkan (lebih baik px
dirawat di kamar yang suci hama)
5. Imunoterapi, imunoterapi diberikan jika
sel leukemia cukup rendah yaitu (105 - 106 )
1.6.2
Keperawatan
Masalah pasien yang diperhatikan
umumnya sama dengan pasien lain yang menderita penyakit darah tetapi karena
pragnosis pasien pada umumnya kurang penggembiraan (sama seperti kanker
lainnya) maka pendekatan psikososial harus diutamakan.
2.
KONSEP ASKEP
2.1
PENGKAJIAN
2.1.1
Biodata
Lebih sering ditemukan pada
anak – anak (82%) usia 2 s/d 5th, dari pada usia dewasa (18%) dan
lebih sering ditemukan pada laki – laki dibandingkan wanita.
2.1.2
Pemeriksaan
Pucat, Panas, Pendarahan.
2.1.3
Riwayat penyakit sekarang
Pucat yang disertai panas mendadak, pendarahan
(epistaksis, perdrahan gusi, ptekie)
2.1.4
Riwayat penyakit keluarga.
Dimungkinkan keluarga ada yang
menderita penyakit leukemia, anemi dan lain – lain yang berkenan dengan
hematologi.
2.1.5
Riwayat penyakit dahulu
1. Antenatai : ibu menderita leukimia
2. Natal :
-
3. Post natal : -
2.1.6
Activity daily live
1. Nutrisi : Nafsu makan hilang yang disertai
penurunan BB
2. Eliminsi : Bisa darah merah terang pada tisu,
fases hitam, pengeluaran
urine
menurun dan konstipasi.
3. Istirahat
: Sering tidur
4. Aktifitas : lemas, lelah, nyeri sendi
5. Personal
Hygine : Tidapat memenuhi kebutuhan dalam hal perawatan diri
karena kelemahan
fisik.
2.2
PEMERIKSAAN
2.2.1
Pemeriksaan umum
-
Kesadara : Composmetis sampai koma
-
Tekanan darah : Hipotensi
-
Nadi : Takikardi
-
Suhu : Demam, sampai dengan hiperpyreksia
-
Pernafasan : Sesak nafas
2.2.2
Pemeriksaan fisik
-
Wajah : Pucat mata : konjungtifa
pucat, perdarahan retina, pupil.
-
Hidung : Epistaksis
-
Mulut : Gusi berdarah, bibir pucat, stomatitis.
-
Leher
: Pembesaran kelenjar
getah bening, faringitis.
-
Dada : Nyeri tekan pada tulang dada,
dipsnue
-
Abdomen : Hepatomegali, splenomegali,
-
Aklektal : Nyeri tulang dan sendi
-
Integument : Ptekie
2.2.3
Pemeriksaan diagnosis
-
HDL : Normatik, anemia normositik.
-
Hb : dapat (10 ar % atau
menurun)
-
Trombo : Sangat rendah (< 50.000/mm)
-
LDH : Bisa meningkat atau menurun
-
Asan Urat Serum : Meningkat
-
Zink Serum : Menurun
-
Biopsi
tulang : SDM abnormal biasanya
> 50% atau lebih, dari SDP
pada sum – sum tulang 60 – 90 % pada sel
blastosit
2.3
DIAGNOSA KEPERAWATAN
2.3.1
Resiko
infeksi sehubungan dengan ketidak efektifan system imun tunuh.
2.3.2
Kebutuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan sehubungan dengan intake inadekuat.
2.3.3
Intoleran
aktifitas sehubungan dengan gangguan tranfor oksigen skunder terhadap
berkurangnya sel darah merah.
2.4
RENCANA KEPERAWATAN
2.4.1
Diagnosa I
Tujuan : mencegah terjadinya
infeksi
Kriteria hasil : - Menunjukkan tidak ada tanda – tanda infeksi
-
Suhu tubuh
kurang dari 380C/
-
Kultur darah negative.
Intervensi :
1)
Monitor TTV tiap 4 jam, jangan
memakai termometer rectal
R/ deteksi dini terhadap
infeksi dan menjaga keadaan mucusa rectal.
2) Inspeksi kulit tiap hari pada daerah yang
rusak
R/ kulit yang sempurna sebgai
pertahanan utama melawan serangan organisme.
3) Inspeksi rongga mulut apakah ada kerusakan
pada lapisan mucosa oral, bersihkan mulut dengan baik.
R/ kesehatan mucosa oral
adalah sebagai ketahanan melawan serangan organisme.
4) Tempatkan pada ruang yang khusus dan
dibatasi pengunjung.
R/ melindungi dari patogen /
infeksi.
5) Instruksi kelvarga tentang tanda infeksi
dan langkah yang diambil jika ada dugaan infeksi.
R/ keluarga koperatif dan
mampu melakukan tindakan terhadap pencegahan infeksi.
2.4.2
Diagnosa II
Tujuan : kebutuhan nutrisi
terpenuhi
Kriteria hasil : - TTV stabil
-
menunjukkan peningkatan BB
-
tidak terjadi dehidrasi
-
BJ dan PH normal
Intervensi :
1)
Hitung intake dan output
R/ mengetahui jumlah dan
penyaluran sehingga dapat menentukan tindakan selanjutnya.
2)
Timbang BB tiap hari
R/ mengukur ketidak adekuatan
nutrisi, pemasukan lebih dari keluaran dapat memperburuk keaedaan klien.
3) Evaluasi turgor kulit, dan kondisi umum
membran mukosa.
R/ indikator langsung cairan
atau hidrasi
4) Hindarkan tindakan yang menyebabkan cidera
jaringan
R/ gangguan mekanisme
pembekuan dapat meningkatkan resiko perdarahan meskipun trauma minor.
2.4.3
Diagnosa III
Tujuan : aktifitas anak
menjadi meningkat
Kriteria hasil : - keluarga mengerti tanda – tanda anemia dan
penyebabnya,
-
membentuk ADL yang tepat tanpa
bantuan
Intervensi :
1) Diskusikan dengan orang tua / anak, tanda
anemi dan tindakan pemulihan
R/ orang tua kooperative dan
mampu melakukan tindakan pilihan.
2)
Kaji HR dan urine tiap 4 jam
R/ monitor transport oksigen
dalam toleransi kegiatan
3)
Berikan transfusi RBC
R/ menormalkan aliran sel
darah merah dan kapasitas oksigen
4)
Susun periode istirahat
R/ memberikan energi untuk menyembuhkan
dan regenerasi sel.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Edisi pertama, Salemba Medika. Jakarta.
Hidayat,
Aziz Aminul A (2006), Pengantar Ilmu Keperawatan Anak.
Smkmuh5babat.info/riyawan.com/babat.web.id
0 comments:
Posting Komentar