ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
PADA KASUS LABIO / PALATO
SKISIS
A.
KONSEP DASAR
1.
PENGERTIAN
1)
Labio / Palato Skisis adalah
merupakan konginetal anomali yang berupa adanya kelainan bentuk pada struktur
wajah. (Suriadi, Rita Yuliani, Skp; 2001 : 167).
2)
Labio / Palato Skisis adalah
akibat gagalnya jaringan lunak atau struktur tulang untuk menyatu selama
perkembangan embrionik. (Cecily L. Betz and Linda A. Sauden, 2002 : 73).
3)
Labio / Palato Skisis adalah
penyatuan prosesus nasal median dan maxilar yang terjadi selama minggu ke 5 dan
ke 8 kehidupan intra uterin. (Adele Pilliteri, 2002 : 279).
Kesimpulan :
Labio / Palato Skisis adalah kelainan bawaan akibat gagalnya jaringan
lunak atau struktur tulang untuk menyatu dengan adanya kelainan pada struktur
wajah selama perkembangan embrionik yang terjadi selama minggu ke-5 dan ke-8
kehidupan intra uterin.
2.
ETIOLOGI
1)
Kegagalan fase embrio
penyebabnya belum diketahui.
2)
Faktor Herediter
3)
Dapat dikaitkan dengan abnormal
kromosom, mutasi gen dan teratogen (agen atau faktor yang menimbulkan cacat
pada masa embrio).
4) Pengaruh obat-obatan (misal :
kortison, antikonvuisan, klorsiklizin).
5) Faktor lingkungan
6) Infeksi virus, selama gestasi
minggu ke-5 dan ke-8.
3.
PATOFISIOLOGI
1) Kegagalan fusi (penyatuan atau
perkembangan jaringan lunak) dan atau tulang selama fase embrio pada trimester
pertama.
2) Kegagalan bibir sumbing adalah
terbelahnya / bibir dan atau hidung karena kegagalan proses nasal medial dan
maksilaris untuk menyatu selama masa kehamilan 6 – 8 minggu.
3) Palato Skisis adalah adanya
celah pada garis tengah palato yang disebabkan oleh kegagalan penyatuan susunan
palato pada masa kehamilan 7 – 12 minggu.
4) Penggabungan komplit garis
tengah atas bibir antara 7 dan 8 minggu masa kehamilan.
4.
PEMERIKSAAN DIAGNOSIS
1) Foto Rontgen.
2) Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
-
Ditemukan adanya celah pada
bibir / palato
-
Dipasang NS
3) Pemeriksaan prabedah rutin
(misal : hitung darah lengkap)
4) Uji laboratorium dan diagnosa
lain jika terdapat kelainan lain.
5.
MANIFESTASI KLINIS
5.1
Pada labio skisis
1) Distorsi pada hidung
2) Tampak sebagian atau keduanya
3) Adanya celah pada bibir
4) Tonjolan kecil di atas bibir
sampai pemisahan total bibir dan struktur wajah ke dalam dasar tulang.
5) Gigi atas dan ginggiva mungkin
tidak ada.
6) Hidung datar (karena penyatuan
bibir atas yang tidak lengkap kemungkinannya nodus ke arah horizontal.
5.2
Pada palato skisis
1) Tampak ada celah pada tekak
(uvula), palato lunak dan keras dan atau foramen incisive.
2) Adanya rongga pada hidung
3) Distorsi hidung
4) Teraba ada celah / terbukanya
langit-langit saat diperiksa dengan jari.
5) Kesukaran dalam menghisap atau
makan.
6) Aromali konginetal lain (karena
palatum bibir adalah komponen dari banyak sindrom).
6. KOMPLIKASI
1) Kesulitan berbicara – hipernasalitas,
artikulasi komponsatori.
2)
Maloklusi – pola erupsi gigi
abnormal.
3)
Masalah pendengaran disebabkan
oleh otitis media rekurens, sekunder akibat disfungsi.
4)
Perubahan harga diri dan citra
tubuh dipengaruhi derajat kecacatan dan jaringan parut.
5)
Aspirasi
6)
Distress pernafasan
7)
Resiko infeksi saluran nafas.
8)
Pertumbuhan dan perkembangan terlambat
7.
PENATALAKSANAAN
7.1 Penatalaksanaan terapeutik
1) Penatalaksanaan tergantung pada
beratnya kecacatan.
2) Prioritas pertama adalah pada
teknik pemberian nutrisi yang adekuat.
3) Mencegah komplikasi
4) Fasilitas pertumbuhan dan
perkembangan
5) Penatalaksanaan pembedahan :
6) Bibir sumbing diperbaiki segera
setelah lahir atau dalam 3 bulan, perbaikan dilakukan jika bayi menunjukkan
peningkatan berat badan yang stabil dan kadar Hbnya lebih dari 10 g / dl
Ada beberapa jenis pembedahan yang dilakukan untuk mengoreksi bibir
sumbing:
a.
Operasi garis lurus
b.
Operasi menutup 1/3 bawah
c.
Operasi menutup 1/3 atas
d.
Operasi gabungan menutup 1/3
atas dan bawah.
Pada setiap pembedahan tersebut penutupan bibir biasanya dilakukan
dengan prosedur Z – Plasty untuk menghindari resiko kontraktus dan elevasi
bibir, mencegah kolaps maxilaris, merangsang pertumbuhan tulang dan membantu
dalam perkembangan bicara dan makan.
- Pembedahan
Palato skisis umumnya dilakukan saat
anak berusia 9 – 12 bulan. Palato plasti mencakup penutupan membran mukosa dan
restorasi struktur anatomiknya, jenis-jenis operasi perbaikan ini ada
bermacam-macam karena bentuk-bentuk palato skisisnya juga bermacam-macam pada
defek berat, prosedur bertahap dilakukan sampai anak berusia 4 – 5 tahun. Awal
fasilitas penutupan adalah untuk perkembangan bicara.
7.2 Penatalaksanaan perawatan
Pengkajian :
1) Inspeksi kecacatan pada saat
lahir
2) Kemampuan menghisap, menelan
dan bernafas
3) Proses bonding
4) Palpasi dengan menggunakan jari
5) Mudah kesedak
6) Meningkatnya otitis
7) Distress pernafasan dengan
aspirasi
8) Mungkin dypsnea
9) Riwayat keluarga dengan
penyakit anak
10) Kaji bagian pengkajian
gastrointestinal pada Apendiks A
11) Kaji interaksi orang tua dan
bayi.
12) Kaji reaksi orang tua terhadap
operasi yang akan dilakukan
13) Kaji asupan cairan dan nutrisi
14) Kaji adanya tanda-tanda
infeksi.
15) Kaji tingkat nyeri pada bayi.
16) Kaji kesiapan orang tua
terhadap pemulangan dan kesanggupan mengatur perawatan di rumah.
8
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
8.1 PENGKAJIAN
1) Biodata
Dijumpai pada bayi baru
lahir/bulan/tahun, lingkungan tempat tinggal orang tua dekat dengan bahan
toksik (periode fusi kedua). Rasio bayi laki-laki dan perempuan 6 : 4.
Keiloskisis dengan atau tanpa palato skisis terjadi 1
dari 1000 kehamilan Palatoskisis sendiri terjadi 1 dari 2500 kelahiran insidens
tertinggi terdapat pada orang Asia, paling rendah pada orang Amerika keturunan
Afrika.
Keiloskisis lebih banyak terjadi
pada pria.
Palatoskisis lebih banyak terjadi
pada wanita.
2) Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Adanya celah pada abibir atau palatum
b. RPD
Adanya satu atau lebih faktor presdisposisi labio atau
palatoskisis antara lain toksisitas selama kehamilan misalnyatubela, pecandu
alkohol, terapi penitoin, minum obat atau jamu.
c. RPS
Kondisi labio atau palatus skisis adanya kesulitan
menelan dan menghisap, mudah terdesak, disterss pernafasan, dispnea.
d.
RPK
Dalam anggota keluarga yang mengalami riwayat labio atau
palatus skisis.
3) Pemeriksaan Fisik
Pada labio skisis
a. Distorsi pada hidung
b. Tampak sebagian atau keduanya
c. Adanya celah pada bibir.
d. Tonjolan kecil diatas bibir
sampai pemisahan total bibir dan struktur wajah kedalam dasar tulang.
e. Gigi atas dan ginggiva makin
tidak ada.
f. Hidung datar (karena
penyatuhan bibiratas yang tidak lengkap kemungkinan nodus kearah horisontal.
Pada palato skisis
a.
Tampak ada celah pada tekak
(uvula), palato lunak dan keras dan atau foramen incisive.
b.
Adanya rongga pada hidung
c.
Distorsi hidung
d.
Teraba ada celah / terbukanya
langit-langit saat diperiksa dengan jari.
e.
Kesukaran dalam menghisap atau
makan.
f. Aromali konginetal
lain (karena palatum bibir adalah komponen dari banyak sindrom)
4) Pemeriksaan Penunjang
Rontgen
Sonde
8.2 DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh atau tidak efektif dalam meneteksi ASI berhubungan dengan
ketidakmampuan menelan/kesukaran dalam makan sekunder dan kecacatan dan
pembedahan.
2. Resiko aspirasi berhubungan
dengan ketidakmampuan mengeluarkan sekresi sekunder dari palato skisis.
3. Resiko infeksi berhubungan
dengan kecacatan (sebelum operasi) dan atau insisi pembedahan.
4. Kurangnya pengetahuan keluarga
berhubungan dengan tekhnik pemberian makanan, dan perawatan di rumah.
5. Nyeri berhubungan dengan insisi
pembedahan.
6. Tidak efektif bersihan jalan
nafas berhubungan dengan efek anastesi, edema setelah pembedahan, sekresi yang
meningkat.
7. Gangguan integritas kulit
berhubungan dengan insisi pembedahan.
8. Perubahan proses keluarga
berhubungan dengan tampak kecacatan pada anak.
8.3 PERENCANAAN
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan atau
tidak efektif dalam meneteki ASI berhubungan dengan ketidakmampuan menelan atau
kesukaran dalam makan, tachipnea, sekunder dari kecacatan dan pembedahan
(perubahan diit).
a. Tujuan : nutrisi yang adekuat
dapat dipertahankan
b. Kriteria evaluasi :
-
Keadaan umum baik
-
Adanya peningkatan berat badan
-
Bibir tidak kering
-
Adaptasi dengan metode makan
yang sesuai.
c. Intervensi
- Kaji kemampuan menelan dan
menghisap
Rasional : mengidentifikasi makanan yang masuk adekuat
- Gunakan dot botol yang lunak
dan besar atau dot khusus dengan lubang yang sesuai untuk pemberian minuman.
Rasional : menurunkan resiko cidera pada area mukosa palato skisis
-
Tempatkan dot pada samping
bibir mulut bayi dan usahakan lidah mendorong makan/minuman ke dalam
Rasional : memberi kemudahan pemasukan nutrisi adekuat untuk memenuhi
kebutuhan metabolik
-
Berikan posisi tegak lurus atau
semi duduk selama makan
Rasional : membantu mempermudah jalannya makanan masuk kedalam saluran
pencernaan
-
Tepuk punggung bayi setiap 15
ml minuman yang diminum, tetapi jangan diangkat dot selama bayi masih menghisap
Rasional : membantu memfokuskan jalnnya makanan ke dalam saluran pencernaan
-
Berikan makan pada anak sesuai
dengan jadwal dan kebutuhan
Rasional : makanan yang masuk disesuaikan dengan kebutuhan tubuh
-
Jelaskan pada orang tua tentang
prosedur operasi ; puasa 6 jam ;
pemberian infus dan lainnya
Rasional : memberikan pengetahuan dasar untuk membuat pilihan berdasarkan
informasi tentang pembedahan
-
Prosedur perawatan setelah
operasi, rangsangan untuk menelan atau menghisap, dapat menggunakan jari-jari
dengan cuci tangan yang bersih atau dot sekitar mulut 7 – 10 hari ; bila sudah
toleran berikan minuman pada bayi dan minuman atau makanan lunak untuk anak
sesuai dengan diitnya
Rasional : mengoptimalkan pengobatan tepat untuk penyembuhan
2) Bersihkan jalan nafas
tak efektif berhubungan dengan jadwal kebutuhan mengeluarkan sekresi sekunder
dari plato skisis, efek anatesi
a. Tujuan : jalan nafas efektif
b.
Kriteria evaluasi :
- Anak bebas dari aspirasi
- pernafasan teratur
- bunyi nafas vesikuler
- RR (12 – 20) x / menit
c.
Intervensi :
- Kaji status pernafasan selama pemberian makanan
Rasional : berguna dalam
evaluasi derajat kesulitan kemampuan menelan menghisap
- Gunakan dot agak besar, rangsang hisap dengan sentuhan dot pada
bibir
Rasional : mengontrol nutrisi
yang masuk adekuat
- Perhatikan posisi bayi pada saat memberi makanan ; tegak atau
setengah duduk
Rasional : membantu penelanan
dan penurunan resiko aspirasi
- Beri makan secara perlahan
Rasional : mencegah resiko
tersedak dan infeksi
- Lakukan penepukan punggung setelah pemberian minum
Rasional : meningkatkan proses
penyembuhan dan menurunkan resiko infeksi
- Rubah posisi sesuai kebutuhan atau 2 jam sekali setelah pembedahan
untuk memudahkan drainage
Rasional : peninggian kepala
mempermudah fungsi pernafasan
- Lakukan isap lendir bila perlu
Rasional : menurunkan ketidaknyamanan
sehubungan dengan pengumpulan lendir
- Bersihkan mulut setelah minum / makan
Rasional : menghilangkan
partikel makanan dan menurunkan resiko infeksi
3) Resiko Infeksi
berhubungan dengan Kecacatan (sebelum operasi) dan atau insisi pembedahan
a.
Tujuan : tidak menunjukkan tanda – tanda infeksi
sebelum atau sesudah operasi
b.
Kriteria evaluasi :
- Luka tampak bersih, kering
- Tidak oedema
c. Intervensi :
- Berikan posisi yang tepat setelah makan ; miring kekanan, kepala
agak sedikit tinggi
Rasional : membantu
mempermudah makanan kesaluran pencernaan
- Kaji tanda – tanda infeksi; termasuk drainage, bau dan demam
Rasional : identifikasi dini
dan pengobatan infeksi dapat mencegah komplikasi lebih serius
- Lakukan perawatan luka dengan hati – hati dengan menggunakan tehnik
steril
Rasional : menurunkan resiko
infeksi
- Perhatikan posisi jahitan, hindari jangan kontak dengan alat – alat
tidak steril misalnya alat tenun dan lainnya
Rasional : meningkatkan
penyembuhan dan menurunkan resiko infeksi dengan mempertahankan garis jahitan
bersih dan utuh
- Monitor keutuhan jahitan kulit
Rasional : mengontrol
perkembangan kesembuhan
- Perhatikan perdarahan, edema, dan drainage
Rasional : kondisi vaskuler
jaringan meningkatkan resiko perdarahan
- Hindari gosok gigi pada anak kira – kira 1 – 2 minggu
Rasional : melindungi
jaringan mulut dari cidera
4)
Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan tehnik pemberian
makan dan perawatan dirumah
a. Tujuan : orang
tua dapat memahami metode pemberian makan pada anak
b. Kriteria Evaluasi
- Orang tua dapat mendemonstrasikan metode pemberian makan pada anak
- Orang tua dapat memahami perawatan dan pengobatan setelah pembedahan
c. Intervensi :
- Jelaskan prosedur operasi sebelum dan sesudah operasi
Rasional : memberikan
pengetahun dasar untuk membuat pilihan berdasarkan informasi tentang perawatan
selanjutnya dan hasil
- Ajarkan pada orang tua dalam perawatan anak ; cara pemberian makan /
minum dnegan alat, mencegah infeksi, dan mencegah aspirasi, pada posisi saat
pemberian makan / minum, lakukan penepukan punggung, bersihkan mulut setelah
makan.
Rasional : membantu dalam
penyembuhan dan menurunkan resiko infeksi
5) Nyeri berhubungan
dengan insisi pembedahan
a. Tujuan :
rasa nyaman anak dapat dipertahankan
b. Kriteria
evaluasi :
- Anak Tidak
Menangis
- Tidak Stabil
- Tidak
gelisah
c.Intervensi :
- Kaji pola istirahat bayi dan kegelisahan
Rasional : mengumpulkan
energi untuk penyembuhan dan mencegah kelelahan
- Tenangkan bayai atau anak
Rasional : meningkatkan
istirahat dan meningkatkan kemampuan koping
- Bila klien anak, berikan aktivitas bermain yang sesuai dengan usia
dan kondisinya
Rasional : mengalihkan
intensitas nyeri
- Support emosional bayi / anak ; belaian, sentuhan dengan mainan
Rasional : memberikan
kenyamanan dalam proses penyembuhan
- Berikan analgetik sesuai program
Rasional : diberikan untuk
nyeri ringan yang tidak hilang dengan tindakan kenyamanan
6)Gangguan integritas
kulit berhubungan dengan insisi pembedahan
a.
Tujuan : Anak tidak
memperlihatkan kerusakan pada kulit
b.
Kriteria evaluasi :
- Insisi tetap utuh
- Tidak ada tanda infeksi
- Terdapat tanda-tanda penyembuhan
c.
Intervensi
- Bersihkan area sekitar insisi setelah makan / minum
Rasional : menghilangkan
partikel makanan dan menurunkan resiko infeksi
- Bersihkan daerah insisi dengan normal saline dan dengan kapas lembab
Rasional : menurunkan
inflamasi atau kerusakan jaringan dan mempertahankan garis jahitan bersih dan
utuh.
- Monitor tanda-tanda infeksi
Rasional : identifikasi dini
dan pengobatan infeksi dapat mencegah komplikasi lebih serius.
- Bersihkan sisa-sisa makanan yang ada disekitar mulut
Rasional : meningkatkan
penyembuhan dan menurunkan resiko infeksi
- Lakukan pergerakan pasif dan aktif untuk memperlancar sirkulasi dan
penyembuhan luka
Rasional : untuk memperlancar
sirkulasi dan menyembuhkan luka
- Antisipasi posisi yang dapat merusak jahitan; tegang, posisi yang
kurang tepat setel pembedahan
Rasional : mampu
mengidentifikasi berbagai posisi yang dapat meningkatkan penyembuhan
- Hindari anak menangis yang dapat meregangkan jahitan
Rasional : keregangan jahitan
dapat merusak jaringan sekitar
7)
Perubahan proses keluarga berhubungan dengan tampak kecacatan pada
anak
a.
Tujuan : orang tua sering
melakukan bonding dengan anak
b.
Kriteria evaluasi
- Keinginan untuk merawat anak.
- Mampu mengidentifikasi aspek positif pada anak
c.
Intervensi
- Kaji pemahaman orang tua tentang kecacatan dan keperluan setelah
pembedahan
Rasional : membantu dalam
penerimaan orang tua tentang kecacatan anak dan perlakuan yang sama terhadap
anak yang cacat.
- Jelaskan tentang prosedur operasi; lamanya, harapan yang diinginkan
setelah pembedahan
Rasional : memberikan
pengetahuan dasar untuk membuat pilihan berdasarkan informasi tentang perawatan
selanjutnya dan hasil.
- Demonstrasikan pada orang tua cara pemberian makan pada bayi / anak.
- Ajarkan melakukan bonding pada anak.
8.4 PELAKSANAAN
Pelaksanaan tindakan keperawatan anak
dengan labio palato skisis didasarkan pada rencana yang telah ditentukan dengan
prinsip :
-
Mempertahankan nutrisi adekuat
-
Mencegah aspirasi dan obstruksi
jalan nafas dan mempertahankan kepatenan pada jalan nafas.
-
Mencegah infeksi
-
Mempersiapkan orang tua untuk
menerima keadaan bayi atau anak dan perawatan di rumah.
-
Meningkatkan rasa nyaman
-
Mempertahankan keutuhan kulit
-
Meningkatkan bonding orang tua
– anak dan partisipasi dalam perawatan.
-
Meningkatkan peran serta
keluarga dalam membangun self esteem anak.
8.5 EVALUASI
Setelah tindakan keperawatan
dilakukan evaluasi proses dan hasil mengacu pada kriteria evaluasi yang telah
ditentukan pada masing-masing keperawatan sehingga : masalah teratasi atau
tujuan tercapai.
- Masalah teratasi atau tujuan tercapai sebagian
- Masalah tidak teratasi atau tujuan tidak tercapai.
Sumber : www.riyawan.com, smkmuh5babat.info
0 comments:
Posting Komentar