1.
Pengertian
Varisela adalah penyakit akut, menular yang ditandai
oleh vesikel dikulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus varisela.
(Perawatan Anak Sakit, Ngastiyah)
2.
Data Subyektif
Pada permulaannya, penderita akan merasa sedikit demam, pilek,
cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk
infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri sendi,
sakit kepala dan pusing. Beberapa hari kemudian timbullah kemerahan
pada kulit
yang berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di sekitar dada dan
perut atau punggung lalu diikuti timbul di anggota gerak dan wajah.
Kemerahan pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi cairan
dengan dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau
gatal sehingga dapat tergaruk tak sengaja. Jika lenting ini dibiarkan
maka akan segera mengering membentuk keropeng (krusta) yang nantinya
akan terlepas dan meninggalkan bercak
di kulit yang lebih gelap (hiperpigmentasi). Bercak ini lama-kelamaan
akan pudar sehingga beberapa waktu kemudian tidak akan meninggalkan
bekas lagi.
Lain halnya jika lenting cacar air tersebut dipecahkan. Krusta akan
segera terbentuk lebih dalam sehingga akan mengering lebih lama. kondisi
ini memudahkan infeksi bakteri terjadi pada bekas luka garukan tadi.
setelah mengering bekas cacar air tadi akan menghilangkan bekas yang
dalam. Terlebih lagi jika penderita adalah dewasa atau dewasa muda,
bekas cacar air akan lebih sulit menghilang.
3.
Data Obyektif
o
Lesi
varisela tampak mula-mula pada kulit kepala, muka/ batang tubuh. Lesi mulai
timbul sebagai macula eritematosa yang sangat gatal yang berkembang membentuk
vesikel berisi cairan jernih.
o
Isi
vesikel berubah menjadi keruh dalam waktu 24 jam.
o
Dalam
3-4 hari erupsi mulai menyebar mula-mula di dada kemudian ke muka, bahu dan
anggota gerak.
4.
Diagnosa yang Mungkin
Timbul
o
Hipertermi s/d proses penyakit.
o
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan s/d mual, muntah dan anoreksia.
o
Gangguan rasa nyaman s/d
keletihan malaise sekunder akibat penyakit menular.
o
Kurangnya pengetahuan keluarga
s/d:
o
Interpretasi yang salah
terhadap informasi
o
Tidak adanya sumber informasi
o
Resiko terjadinya injuri s/d
dampak peradangan umum pada kulit.
5.
Intervensi
o
Dx I
Hipertermi s/d proses penyakit
a. Monitor temperatur tubuh.
R/ perubahan temperatur dapat terjadi pada
proses infeksi akut.
b.
Monitor suhu lingkungan.
R/ temperatur lingkungan dipertahankan
mendekati suhu normal.
c. Berikan kompres dingin.
R/ menurunkan panas lewat konduksi.
d. Berikan antipiretik sesuai program tim
medis.
R/ menurunkan panas pada pusat hipotalamus.
o
Dx II
a. Monitor intake makanan.
R/ memonitor intake kalori dan insufisiensi kualitas konsumsi
makanan.
b. Berikan perawatan mulut sebelum
dan sesudah makan.
R/ mengurangi rasa tidak nyaman dan
meningkatkan selera makan.
c. Sajikan makanan yang menarik ,merangsang
selera dan dalam suasana yang
menyenangkan.
R/ meningkatkan
selera makan sehingga meningkatkan intake makanan.
d. Berikan makanan dalam porsi
kecil tapi sering.
R/ makanan dalam porsi besar banyak lebih
sulit dikonsumsi saat pasien anoreksia.
e. Timbang BB setiap hari.
R/ memonitor kurangnya berat badan dan
efektifitas intervensi
nutrisi yang diberikan.
f. Konsul ke ahli gizi.
R/ memberikan bantuan untuk
menetapkan diit dan merencanakan
pertemuan secara individual bila diperlukan.
g. Berikan
terapi sesuai program tim medis.
R/ dibutuhkan sejak intake nutrisi oral
sudah tidak mencukupi.
o
Dx III
Ganguan rasa nyaman b/d keletihan malaise sekunder akibat penyakit
menular.
a. Kaji tingkat nyeri yang dialami oleh
pasien dengan memberikan rentang nyeri
(0 –10).
R/ mengetahui seberapa berat nyeri
yang dialami pasien sehingga perawat dapat menentukan cara mengatasinya.
b. Kaji faktor –faktor yang mempengaruhi reaksi pasien terhadap nyeri.
R/ dengan mengetahui faktor-faktor
tersebut maka perawat dapat
melakukan intervensi yang sesuai dengan masalah klien.
c. Berikan posisi yang nyaman dan situasi
yang tenang.
R/
posisi yang nyaman dan situasi yang tenang dapat membuat
perasaan yang
nyaman pada pasien.
d. Berikan suasana gembira bagi pasien. Alihkan perhatian pasien dari rasa nyeri
dengan mainan , membaca buku cerita.
R/ dengan melakukan aktivitas lain pasien dapat sedikit
mengalihkan perhatiannya terhadap
nyeri.
e. Kolaborasi pemberian obat-obat analgetik.
R/ dapat
menurunkan rasa nyeri.
o
Dx IV
a. Berikan informasi tentang varisela secar
spesifik.
R/ memberikan pengetahuan dasar ,
mengurangi kecemasan dan
meningkatkan sikap kooperatif keluarga terhadap
tindakan yang
akan dilakukan.
b. Diskusikan tentang penularan
varisela termasuk teknik isolasi.
R/ menghindari infeksi silang dari anak kepada keluarga.
c. Review pengetahuan tentang
imunisasi dan jelaskan imunisasi secara spesifik.
R/ varisela merupakan penyakit menular
yang dapat dicegah dengan imunisasi.
d. Diskusikan kemungkinan infeksi sekunder
adanya tanda dan gejalanya.
R/ menurunnya leukosit mempunyai potensi infeksi.
e. Diskusikan cara oral
hygiene dan perawatan kulit yang baik.
R/
pada fase prodomal dan erupsi perawatan kebersihan diri sangat penting untuk
dikerjakan.
o
Dx V
a. Jauhkan klien dari benda-benda tajam dan
mudah pecah.
R/ mencegah terjadinya perlukaan.
b. Lakukan perawatan kulit secara
teratur.
R/ membersihkan kulit dan mencegah
terjadinya infeksi sekunder.
c. Beri papan pengaman tempat
tidur.
R/ memberikan perlindungan pada pasien.
5. Waktu Karantina Yang Disarankan
Selama 5 hari setelah ruam mulai muncul dan sampai semua lepuh telah berkeropeng. Selama masa karantina
sebaiknya penderita tetap mandi seperti biasa, karena kuman yang berada
pada kulit akan dapat menginfeksi kulit yang sedang terkena cacar air.
Untuk menghindari timbulnya bekas luka yang sulit hilang sebaiknya
menghindari pecahnya lenting cacar air. Ketika mengeringkan tubuh
sesudah mandi sebaiknya tidak menggosoknya dengan handuk terlalu keras.
Untuk menghindari gatal, sebaiknya diberikan bedak talk yang mengandung
menthol sehingga mengurangi gesekan yang terjadi pada kulit sehingga
kulit tidak banyak teriritasi. Untuk yang memiliki kulit sensitif dapat
juga menggunakan bedak talk salycil yang tidak mengandung mentol.
Pastikan anda juga selalu mengonsumsi makanan bergizi untuk mempercepat
proses penyembuhan penyakit itu sendiri. Konsumsi buah- buahan yang
mengandung vitamin C seperti jambu biji dan tomat merah yang dapat
dibuat juice.
*Pencegahan*
Imunisasi
tersedia bagi anak-anak yang berusia lebih dari 12 bulan. Imunisasi ini
juga dianjurkan bagi orang di atas usia 12 tahun yang tidak mempunyai
kekebalan ataupun mereka yang belum pernah terkena penyakit ini, karena
orang dewasa yang terkena penyakit ini, biasanya akan lebih parah dan
kadang-kadang dapat pingsan. Bagi yang telah berusia di atas 50 tahun
sebaiknya divaksinasi ulang.
Daftar Pustaka
Rampengan,
T.H, Laurent, IR, 1997, PENYAKIT INFEKSI TROPIK PADA ANAK, EGC, Jakarta.
Ngastiyah,
1997, PERAWATAN ANAK SAKIT, EGC, Jakarta. Doegoes,
Marlyne, 1999, RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN, EGC, Jakarta, riyawan.com, wikipedia.org
0 comments:
Posting Komentar