Minggu, 15 Juni 2014

Varisela



1.      Pengertian
Varisela adalah penyakit akut, menular yang ditandai oleh vesikel dikulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus varisela. (Perawatan Anak Sakit, Ngastiyah)

2.      Data Subyektif
          Pada permulaannya, penderita akan merasa sedikit demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit kepala dan pusing. Beberapa hari kemudian timbullah kemerahan pada kulit yang berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di sekitar dada dan perut atau punggung lalu diikuti timbul di anggota gerak dan wajah.
         Kemerahan pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi cairan dengan dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau gatal sehingga dapat tergaruk tak sengaja. Jika lenting ini dibiarkan maka akan segera mengering membentuk keropeng (krusta) yang nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak di kulit yang lebih gelap (hiperpigmentasi). Bercak ini lama-kelamaan akan pudar sehingga beberapa waktu kemudian tidak akan meninggalkan bekas lagi.
Lain halnya jika lenting cacar air tersebut dipecahkan. Krusta akan segera terbentuk lebih dalam sehingga akan mengering lebih lama. kondisi ini memudahkan infeksi bakteri terjadi pada bekas luka garukan tadi. setelah mengering bekas cacar air tadi akan menghilangkan bekas yang dalam. Terlebih lagi jika penderita adalah dewasa atau dewasa muda, bekas cacar air akan lebih sulit menghilang.

3.      Data Obyektif
o   Lesi varisela tampak mula-mula pada kulit kepala, muka/ batang tubuh. Lesi mulai timbul sebagai macula eritematosa yang sangat gatal yang berkembang membentuk vesikel berisi cairan jernih.
o   Isi vesikel berubah menjadi keruh dalam waktu 24 jam.
o   Dalam 3-4 hari erupsi mulai menyebar mula-mula di dada kemudian ke muka, bahu dan anggota gerak.

4.      Diagnosa yang Mungkin Timbul
o   Hipertermi s/d proses penyakit.
o   Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan s/d mual, muntah dan anoreksia.
o   Gangguan rasa nyaman s/d keletihan malaise sekunder akibat penyakit menular.
o   Kurangnya pengetahuan keluarga s/d:
o   Interpretasi yang salah terhadap informasi
o   Tidak adanya sumber informasi
o   Resiko terjadinya injuri s/d dampak peradangan umum pada kulit.

5.      Intervensi
o   Dx I
Hipertermi s/d proses penyakit
a.     Monitor temperatur tubuh.
R/ perubahan temperatur dapat terjadi pada proses infeksi akut.
b.      Monitor suhu lingkungan.
R/ temperatur lingkungan dipertahankan mendekati suhu normal.
c.     Berikan kompres dingin.
R/ menurunkan panas lewat konduksi.
d.     Berikan antipiretik sesuai program tim medis.
R/ menurunkan panas pada pusat hipotalamus.       

o   Dx II
a.     Monitor intake makanan.
      R/ memonitor intake kalori dan insufisiensi kualitas konsumsi makanan.
b.     Berikan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan.
      R/ mengurangi rasa tidak nyaman dan meningkatkan selera makan.
c.  Sajikan makanan yang menarik ,merangsang selera  dan dalam suasana yang menyenangkan.
      R/ meningkatkan selera makan sehingga meningkatkan intake makanan.
d.     Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering.
      R/ makanan dalam porsi besar banyak lebih sulit dikonsumsi saat pasien anoreksia.
e.     Timbang BB setiap hari.
      R/ memonitor kurangnya berat badan dan efektifitas intervensi
      nutrisi yang diberikan.
f.      Konsul ke ahli gizi.
      R/ memberikan bantuan untuk menetapkan diit dan merencanakan
      pertemuan secara individual bila diperlukan.
g.     Berikan  terapi sesuai program tim medis.
      R/ dibutuhkan sejak intake nutrisi oral sudah tidak mencukupi.
o   Dx III
Ganguan rasa nyaman b/d keletihan malaise sekunder akibat penyakit menular.
a.    Kaji tingkat nyeri yang dialami oleh pasien  dengan  memberikan rentang nyeri
      (0 –10).
     R/ mengetahui seberapa berat  nyeri  yang dialami pasien sehingga perawat dapat menentukan  cara mengatasinya.
b.     Kaji faktor –faktor  yang mempengaruhi  reaksi pasien terhadap nyeri.
      R/ dengan mengetahui faktor-faktor tersebut maka perawat dapat
      melakukan intervensi yang sesuai  dengan masalah klien.
c.      Berikan posisi yang nyaman dan situasi yang tenang.
      R/ posisi yang nyaman dan situasi yang tenang dapat membuat
      perasaan yang nyaman  pada pasien.
d.  Berikan suasana gembira bagi pasien. Alihkan perhatian pasien dari rasa nyeri dengan mainan , membaca buku cerita.
R/ dengan melakukan aktivitas lain pasien dapat sedikit mengalihkan    perhatiannya terhadap nyeri.
e.     Kolaborasi pemberian obat-obat analgetik.
      R/ dapat menurunkan rasa nyeri.
o   Dx IV
a.     Berikan informasi tentang varisela secar spesifik.
      R/ memberikan pengetahuan dasar , mengurangi kecemasan dan
      meningkatkan sikap kooperatif keluarga terhadap tindakan yang
      akan dilakukan.
b.     Diskusikan tentang penularan varisela termasuk teknik isolasi.
      R/ menghindari infeksi silang dari anak kepada keluarga.
c.     Review pengetahuan tentang imunisasi dan jelaskan imunisasi secara spesifik.
      R/ varisela merupakan penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi.
d.     Diskusikan kemungkinan infeksi sekunder adanya tanda dan gejalanya.
      R/ menurunnya leukosit mempunyai potensi infeksi.
e.     Diskusikan cara oral hygiene  dan perawatan kulit yang baik.
     R/ pada fase prodomal dan erupsi perawatan kebersihan diri sangat penting untuk dikerjakan.
o   Dx V
a.     Jauhkan klien dari benda-benda tajam dan mudah pecah.
R/ mencegah terjadinya perlukaan.
b.     Lakukan perawatan kulit secara teratur.
R/ membersihkan kulit dan mencegah terjadinya infeksi sekunder.
c.     Beri papan pengaman tempat tidur.
R/ memberikan perlindungan pada pasien.
5.      Waktu Karantina Yang Disarankan
       Selama 5 hari setelah ruam mulai muncul dan sampai semua lepuh telah berkeropeng. Selama masa karantina sebaiknya penderita tetap mandi seperti biasa, karena kuman yang berada pada kulit akan dapat menginfeksi kulit yang sedang terkena cacar air. Untuk menghindari timbulnya bekas luka yang sulit hilang sebaiknya menghindari pecahnya lenting cacar air. Ketika mengeringkan tubuh sesudah mandi sebaiknya tidak menggosoknya dengan handuk terlalu keras. Untuk menghindari gatal, sebaiknya diberikan bedak talk yang mengandung menthol sehingga mengurangi gesekan yang terjadi pada kulit sehingga kulit tidak banyak teriritasi. Untuk yang memiliki kulit sensitif dapat juga menggunakan bedak talk salycil yang tidak mengandung mentol. Pastikan anda juga selalu mengonsumsi makanan bergizi untuk mempercepat proses penyembuhan penyakit itu sendiri. Konsumsi buah- buahan yang mengandung vitamin C seperti jambu biji dan tomat merah yang dapat dibuat juice.
*Pencegahan*
Imunisasi tersedia bagi anak-anak yang berusia lebih dari 12 bulan. Imunisasi ini juga dianjurkan bagi orang di atas usia 12 tahun yang tidak mempunyai kekebalan ataupun mereka yang belum pernah terkena penyakit ini, karena orang dewasa yang terkena penyakit ini, biasanya akan lebih parah dan kadang-kadang dapat pingsan. Bagi yang telah berusia di atas 50 tahun sebaiknya divaksinasi ulang.

Daftar Pustaka
Rampengan, T.H, Laurent, IR, 1997, PENYAKIT INFEKSI TROPIK PADA ANAK, EGC, Jakarta.
Ngastiyah, 1997, PERAWATAN ANAK SAKIT, EGC, Jakarta. Doegoes, Marlyne, 1999, RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN, EGC, Jakarta, riyawan.com, wikipedia.org

0 comments:

Posting Komentar