ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN KARSINOMA BULI-BULI
A. TINJAUAN
TEORI
I.
PENGERTIAN
Tomor
buli-buli adalah tumor yang didapatkan dalam buli-buli.
II.
ISIDEN
Yang
paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah Buli-buli. Kanker
Buli-buli terjadi tiga kali lebih banyak pada pria dibandingkan pada wanita,
dan tumor-tumor multipel juga lebih sering, kira-kira 25% klien mempunyai lebih dari satu lesi
pada satu kali dibuat diagnosa.
III.
KLASIFIKASI
1. Staging dan klasifikasi
Klasifikasi
DUKE-MASINA, JEWTT dengan modifikasi STRONG-MARSHAL untuk menentukan operasi
atau observasi :
1.
T
= pembesaran local tumor primer, ditentukan melalui :
Pemeriksaan
klinis, uroghrafy, cystoscopy, pemeriksaan bimanual di bawah anestesi umum dan
biopsy atau transurethral reseksi.
Tis =
carcinoma insitu (pre invasive Ca)
Tx = cara
pemeriksaan untuk menetapkan penyebaran tumor, tak dapat dilakukan
To =
tanda-tanda tumor primer tidak ada
T1. pada pemeriksaan bimanual
didapatkan masa yang bergerak
T2 = pada pemeriksaan bimanual ada indurasi daripada dinding buli-buli.
T3 = pada pemeriksaan bimanual
indurasi atau masa nodular yang bergerak bebeas dapat diraba di buli-buli.
T3a = invasi otot yang lebih dalam
T3b= perluasan lewat dinding
buli-buli
T4 = Tumor sudah melewati struktur sebelahnya
T4a= tumor mengadakan invasi ke dalam
prostate, uterus vagina
T4b= tumor sudah melekat pada dinding
pelvis atau infiltrasi ke dalam abdomen.
2.
N
= Pembesaran secara klinis untuk pemebesaran kelenjar limfe
pemeriksaan
kinis, lympgraphy, urography, operative
Nx = minimal
yang ditetapkan kel. Lymfe regional tidak dapat ditemukan
No = tanpa
tanda-tanda pemebsaran kelenjar lymfe regional
N1 = pemebsaran tunggal kelenjar
lymfe regional yang homolateral
N2 = pembesaran kontralateral atau
bilateral atau kelenjar lymfe regional yang multiple
N3 = masa yang melekat pada dinding
pelvis dengan rongga yang bebeas antaranya dan tumor
N4 = pemebesaran lkelenjar lymfe
juxta regional
3.
M
= metastase jauh termasuk pemebesaran kelenjar limfe yang jauh
Pemeriksaan
klinis , thorax foto, dan test biokimia
Mx = kebutuhan
cara pemeriksaan minimal untuk menetapkan adanya metastase jauh, tak dapat
dilaksanakan
M1 = adanya metastase jauh
M1a= adanya metastase yang
tersembunyi pada test-test biokimia
M1b= metastase tunggal dalam satu
organ yang tunggal
M1c= metastase multiple dalam satu
terdapat organ yang multiple
M1d= metastase dalam organ yang
multiple
2.
type
dan lokasi
Type tumor
didasarkan pada type selnya, tingkat anaplasia dan invasi.
1. efidermoid
Ca, kira-kira 5%
neoplasma buli-buli –squamosa cell., anaplastik, invasi yang dalam dan cepat
metastasenya.
2. Adeno
Ca, sangat jarang dan sering muncul pada bekas urachus
3. Rhabdomyo
sarcoma, sering terjadi pada anak-anak laki-laki (adolescent), infiltasi,
metastase cepat dan biasanya fatal
4. Primary
Malignant lymphoma, neurofibroma dan pheochromacytoma, dapat menimbulkan
serangan hipertensi selama kencing
5. Ca
dari pada kulit, melanoma, lambung, paru dan mamma mungkin mengadakan metastase
ke buli-buli, invasi ke buli-buli oleh endometriosis dapat terjadi.
IV.
GEJALA
KLINIS
-
Kencing
campur dara yang intermitten
-
Merasa
panas waktu kencing
-
Merasa
ingin kencing
-
Sering
kencing terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sukar kencing
-
Nyeri
suprapubik yang konstan
-
Panas
badan dan merasa lemah
-
Nyeri
pinggang karena tekanan saraf
-
Nyeri
pda satu sisi karena hydronephrosis
V.
PATOFISOILOGI
VI.
PENATALAKSANAAN
a.
Pemeriksaan penunjang
1.
Laboratorium
Hb
menurun oleh karena kehilangan darah, infeksi, uremia, gros atau micros
hematuria
Lukositosis
bila terjadi infeksi sekunder dan terdapat pus dan bakteri dalam urine
RFT
normal
Lymphopenia
(N = 1490-2930)
2.
Radiology
-
excretory
urogram biasanya normal, tapi mungkin dapat menunjukkan tumornya.
-
Retrograde
cystogram dapat menunjukkan tumor
-
Fractionated
cystogram adanya invasi tomor dalam dinding buli-buli
-
Angography
untuk mengetahui adanya metastase lewat pembuluh lymphe
3.
Cystocopy
dan biopsy
-
cystoscopy
hamper selalu menghasilkan tumor
-
Biopasi
dari pada lesi selalu dikerjakan secara rutin.
4.
cystologi
Pengecatan
sieman/papanicelaou pada sediment urine terdapat transionil cel daripada tumor
b.
Terapi
1.
Operasi
a)
reseksi
tranurethral untuk single/multiple papiloma
b)
Dilakukan
pada stage 0,A,B1 dan grade I-II-low grade
c)
Total
cystotomy dengan pegangkatan kel. Prostate dan urinary diversion untuk :
-
transurethral
cel tumor pada grade 2
atau lebih
-
aquamosa
cal Ca pada stage B-C
2.
Radioterapy
- Diberikan
pada tumor yang radiosensitive seperti undifferentiated pada grade III-IV dan
stage B2-C.
- RAdiasi
diberikan
sebelum operasi selama 3-4 minggu, dosis 3000-4000 Rads. Penderita
dievaluasi selam 2-4 minggu dengan iinterval cystoscopy, foto thoraks
dan IVP, kemudian 6
minggu setelah radiasi direncanakan operasi. Post operasi radiasi
tambahan 2000-3000 Rads selam 2-3
minggu.
3.
Chemoterapi
Obat-obat
anti kanker :
a.
citral,
5 fluoro urasil
b. topical
chemotherapy yaitu Thic-TEPA, Chemotherapy merupakan paliatif. 5- Fluorouracil (5-FU) dan doxorubicin (adriamycin)
merupakan bahan yang paling sering dipakai. Thiotepa dapat diamsukkan ke dalam
Buli-buli sebagai pengobatan topikal. Klien dibiarkan menderita dehidrasi 8 sampai 12 jam sebelum pengobatan dengan theotipa
dan obat diabiarkan dalam Buli-buli selama dua jam.
VII. PROGNOSIS
Penemuan
dan pemeriksaan dini, prognosisnya baik, tetapi bila sudah lama dan adanya
metastesi ke organ lebih dalam dan lainnya prognosisnya jelek.
VIII.KOMPLIKASI
a.
Infeksi
sekunder bil atumor mengalami ulserasi
b.
Retensi
urine bil atumor mengadakan invasi ke bladder neck
c.
Hydronephrosis
oleh karena ureter menglami oklusi
B. KONSEP
KEPERAWATAN
I.
Pengkajian
a.
Identitas
Yang
paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah Buli-buli. Kanker
Buli-buli terjadi tiga kali lebih banyak pada pria dibandingkan pada wanita,
dan tumor-tumor multipel juga lebih sering, kira-kira 25% klien mempunyai lebih dari satu lesi
pada satu kali dibuat diagnosa.
b.
Riwayat
keperawatan
Keluhan
penderita yang utama adalah mengeluh kencing darah yang intermitten, merasa
panas waktu kening. Merasa ingin kencing, sering kencing terutama malam hari
dan pada fase selanjutnya sukar kencing, nyeri suprapubik yang konstan, panas
badan dan merasa lemah, nyeri pinggang karena tekanan saraf, dan nyeri pada
satu sisi karena hydronephrosis
c.
Pemeriksaan
fisik dan klinis
Inspeksi , tampak warna kencing
campur darah, pemebesaran suprapubic bil atumor sudah bear.
Palpasi, teraba tumor 9masa) suprapubic, pmeriksaan
bimaual teraba tumpr pada dasar buli-buli dengan bantuan general anestesi baik
waktu VT atau RT.
d.
Pemeriksaan
penunjang
Lihat
kosep dasar.
II.
Perencanaan
1. Cemas
/ takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio
ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan
dengan keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan,
mengekspresikan kecanggungan peran, perasaan tergantung, tidak adekuat
kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik.
Tujuan
:
-
Klien
dapat mengurangi rasa cemasnya
-
Rileks
dan dapat melihat dirinya secara obyektif.
-
Menunjukkan
koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a.
Tentukan
pengalaman klien sebelumnya terhadap penyakit yang dideritanya.
b. Berikan
informasi tentang prognosis secara akurat.
c.
Beri kesempatan
pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, konfrontasi. Beri
informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai.
d. Jelaskan
pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu klien mempersiapkan diri dalam
pengobatan.
e. Catat koping
yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan dll.
f. Anjurkan
untuk mengembangkan interaksi dengan support system.
g. Berikan
lingkungan yang tenang dan nyaman.
h. Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan
sentuhlah dengan wajar.
|
a. Data-data
mengenai pengalaman klien sebelumnya akan memberikan dasar untuk penyuluhan
dan menghindari adanya duplikasi.
b. Pemberian
informasi dapat membantu klien dalam memahami proses penyakitnya.
c. Dapat
menurunkan kecemasan klien.
d. Membantu
klien dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek sampingnya.
e.
Mengetahui
dan menggali pola koping klien serta mengatasinya/memberikan solusi dalam
upaya meningkatkan kekuatan dalam mengatasi kecemasan.
f. Agar klien
memperoleh dukungan dari orang yang terdekat/keluarga.
g. Memberikan
kesempatan pada klien untuk berpikir/merenung/istirahat.
h.
Klien
mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dia benar-benar ditolong.
|
2.
Nyeri
(akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf,
infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek
samping therapi kanker ditandai dengan klien mngatakan nyeri, klien sulit
tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.
Tujuan
:
- Klien mampu mengontrol rasa
nyeri melalui aktivitas
- Melaporkan nyeri yang
dialaminya
- Mengikuti program pengobatan
- Mendemontrasikan tehnik
relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang mungkin
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a. Tentukan
riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas
b. Evaluasi therapi: pembedahan,
radiasi, khemotherapi, biotherapi, ajarkan klien dan keluarga tentang cara
menghadapinya
c. Berikan pengalihan seperti reposisi
dan aktivitas menyenangkan seperti mendengarkan musik atau nonton TV
d. Menganjurkan tehnik penanganan
stress (tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan), gembira, dan berikan
sentuhan therapeutik.
e. Evaluasi nyeri, berikan pengobatan
bila perlu.
f. Diskusikan penanganan nyeri dengan
dokter dan juga dengan klien
g. Berikan analgetik sesuai indikasi
seperti morfin, methadone, narkotik dll
|
a. Memberikan informasi yang diperlukan
untuk merencanakan asuhan.
b. Untuk mengetahui terapi yang
dilakukan sesuai atau tidak, atau malah menyebabkan komplikasi.
c. Untuk meningkatkan kenyamanan dengan
mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri.
d. Meningkatkan kontrol diri atas efek
samping dengan menurunkan stress dan ansietas.
e. Untuk mengetahui efektifitas
penanganan nyeri, tingkat nyeri dan sampai sejauhmana klien mampu menahannya
serta untuk mengetahui kebutuhan klien akan obat-obatan anti nyeri.
f. Agar terapi yang diberikan tepat
sasaran.
g. Untuk
mengatasi nyeri.
|
3. Gangguan
nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang
berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan
(anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress,
fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri ditandai dengan klien mengatakan
intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan
turun sampai 20%
atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot dan lemak subkutan, konstipasi,
abdominal cramping.
Tujuan
:
- Klien menunjukkan berat badan yang stabil,
hasil lab normal dan tidak ada tanda malnutrisi
- Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya
intake yang adekuat
- Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet
yang berhubungan dengan penyakitnya
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a. Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien
makan sesuai dengan kebutuhannya.
b. Timbang dan
ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan berat badan.
c. Kaji pucat,
penyembuhan luka yang lambat dan pembesaran kelenjar parotis.
d. Anjurkan
klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake cairan yang
adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk klien.
e. Kontrol
faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. Hindarkan makanan yang
terlalu manis, berlemak dan pedas.
f.
Ciptakan
suasana makan yang menyenangkan misalnya makan bersama teman atau keluarga.
g.
Anjurkan
tehnik relaksasi, visualisasi, latihan moderate sebelum makan.
h.
Anjurkan
komunikasi terbuka tentang problem anoreksia yang dialami klien.
i.
Kolaboratif
j.
Amati studi
laboraturium seperti total limposit, serum transferin dan albumin
k. Berikan pengobatan sesuai indikasi
l.
Phenotiazine,
antidopaminergic, corticosteroids, vitamins khususnya A,D,E dan B6, antacida
m.
Pasang pipa
nasogastrik untuk memberikan makanan secara enteral, imbangi dengan infus.
|
a. Memberikan
informasi tentang status gizi klien.
b. Memberikan
informasi tentang penambahan dan penurunan berat badan klien.
c. Menunjukkan
keadaan gizi klien sangat buruk.
d. Kalori merupakan sumber energi.
e. Mencegah mual muntah, distensi berlebihan, dispepsia
yang menyebabkan penurunan nafsu makan serta mengurangi stimulus berbahaya
yang dapat meningkatkan ansietas.
f. Agar klien
merasa seperti berada dirumah sendiri.
g.
Untuk
menimbulkan perasaan ingin makan/membangkitkan selera makan.
h. Agar dapat diatasi
secara bersama-sama (dengan ahli gizi, perawat dan klien).
i.
Untuk
mengetahui/menegakkan terjadinya gangguan nutrisi sebagi akibat perjalanan
penyakit, pengobatan dan perawatan terhadap klien.
j.
Membantu menghilangkan
gejala penyakit, efek samping dan meningkatkan status kesehatan klien.
k. Mempermudah intake makanan dan minuman dengan hasil
yang maksimal dan tepat sesuai kebutuhan.
|
4. Kurangnya
pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan dengan
kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif ditandai dengan
sering bertanya, menyatakan masalahnya, pernyataan miskonsepsi, tidak akurat
dalam mengikiuti intruksi/pencegahan komplikasi.
Tujuan
:
- Klien dapat mengatakan secara
akurat tentang diagnosis dan pengobatan pada ting-katan siap.
- Mengikuti prosedur dengan baik
dan menjelaskan tentang alasan mengikuti prosedur tersebut.
- Mempunyai inisiatif dalam
perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam pengo- batan.
- Bekerjasama dengan pemberi
informasi.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a. Review pengertian klien dan
keluarga tentang diagnosa, pengobatan dan akibatnya.
b. Tentukan persepsi klien
tentang kanker dan pengobatannya, ceritakan pada klien tentang pengalaman
klien lain yang menderita kanker.
c. Beri informasi yang akurat
dan faktual. Jawab pertanyaan secara spesifik, hindarkan informasi yang tidak
diperlukan.
d. Berikan bimbingan kepada
klien/keluarga sebelum mengikuti prosedur pengobatan, therapy yang lama,
komplikasi. Jujurlah pada klien.
e. Anjurkan klien untuk
memberikan umpan balik verbal dan mengkoreksi miskonsepsi tentang
penyakitnya.
f. Review klien /keluarga
tentang pentingnya status nutrisi yang optimal.
g. Anjurkan klien untuk
mengkaji membran mukosa mulutnya secara rutin, perhatikan adanya eritema,
ulcerasi.
h. Anjurkan klien memelihara
kebersihan kulit dan rambut.
|
a. Menghindari adanya duplikasi
dan pengulangan terhadap pengetahuan klien.
b. Memungkinkan dilakukan
pembenaran terhadap kesalahan persepsi dan konsepsi serta kesalahan
pengertian.
c. Membantu klien dalam
memahami proses penyakit.
d. Membantu klien dan keluarga
dalam membuat keputusan pengobatan.
e. Mengetahui sampai sejauhmana
pemahaman klien dan keluarga mengenai penyakit klien.
f. Meningkatkan pengetahuan
klien dan keluarga mengenai nutrisi yang adekuat.
g. Mengkaji perkembangan
proses-proses penyembuhan dan tanda-tanda infeksi serta masalah dengan
kesehatan mulut yang dapat mempengaruhi intake makanan dan minuman.
h. Meningkatkan integritas
kulit dan kepala.
|
5.
Resiko
tinggi kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan efek samping
kemotherapi dan radiasi/radiotherapi.
Tujuan
:
-
Membrana mukosa tidak menunjukkan kerusakan, terbebas dari inflamasi dan
ulcerasi
-
Klien mengungkapkan faktor penyebab secara verbal.
-
Klien mampu mendemontrasikan tehnik mempertahankan/menjaga kebersihan
rongga mulut.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a. Kaji kesehatan gigi dan mulut pada saat pertemuan dengan klien dan secara
periodik.
b. Kaji rongga mulut setiap hari, amati perubahan mukosa membran. Amati
tanda terbakar di mulut, perubahan suara, rasa kecap, kekentalan ludah.
c. Diskusikan dengan klien tentang metode pemeliharan
oral hygine.
d.
Intruksikan perubahan pola diet misalnya hindari
makanan panas, pedas, asam, hindarkan makanan yang keras.
e. Amati dan jelaskan pada klien tentang tanda
superinfeksi oral.
Kolaboratif
f.
Konsultasi dengan dokter gigi sebelum kemotherapi
g.
Berikan obat sesuai indikasi, analgetik, topikal
lidocaine, antimikrobial mouthwash
preparation.
h.
Kultur lesi oral.
|
a. Mengkaji perkembangan proses penyembuhan dan tanda-tanda infeksi
memberikan informasi penting untuk mengembangkan rencana keperawatan.
b.
Masalah dengan kesehatan mulut dapat mempengaruhi
pemasukan makanan dan minuman.
c.
Mencari alternatif lain mengenai pemeliharaan mulut
dan gigi.
d.
Mencegah rasa tidak nyaman dan iritasi lanjut pada
membran mukosa.
e.
Agar klien mengetahui dan segera memberitahu bila
ada tanda-tanda tersebut.
f.
Meningkatkan kebersihan dan kesehatan gigi dan gusi.
g.
Tindakan/terapi yang dapat menghilangkan nyeri,
menangani infeksi dalam rongga mulut/infeksi sistemik.
h. Untuk mengetahui jenis kuman sehingga dapat diberikan terapi antibiotik
yang tepat.
|
6.
Resiko
tinggi kurangnya volume cairan berhubungan dengan output yang tidak normal
(vomiting, diare), hipermetabolik, kurangnya intake
Tujuan
:
Klien
menunjukkan keseimbangan cairan dengan tanda vital normal, membran mukosa
normal, turgor kulit bagus, capilarry ferill normal, urine output normal.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a. Monitor intake dan output
termasuk keluaran yang tidak normal seperti emesis, diare, drainase
luka. Hitung keseimbangan selama 24 jam.
b. Timbang berat badan jika
diperlukan.
c. Monitor vital signs.
Evaluasi pulse peripheral, capilarry refil.
d. Kaji turgor kulit dan
keadaan membran mukosa. Catat keadaan kehausan pada klien.
e. Anjurkan intake cairan
samapi 3000 ml per hari sesuai kebutuhan individu.
f. Observasi kemungkinan
perdarahan seperti perlukaan pada membran mukosa, luka bedah, adanya ekimosis
dan pethekie.
g. Hindarkan trauma dan tekanan
yang berlebihan pada luka bedah.
Kolaboratif
h. Berikan cairan IV bila
diperlukan.
i.
Berikan therapy antiemetik.
j.
Monitor hasil laboratorium : Hb, elektrolit, albumin
|
a. Pemasukan oral yang tidak
adekuat dapat menyebabkan hipovolemia.
b. Dengan memonitor berat badan
dapat diketahui bila ada ketidakseimbangan cairan.
c. Tanda-tanda hipovolemia
segera diketahui dengan adanya takikardi, hipotensi dan suhu tubuh yang
meningkat berhubungan dengan dehidrasi.
d. Dengan mengetahui
tanda-tanda dehidrasi dapat mencegah terjadinya hipovolemia.
e. Memenuhi kebutuhan cairan
yang kurang.
f. Segera diketahui adanya
perubahan keseimbangan volume cairan.
g. Mencegah terjadinya
perdarahan.
h. Memenuhi kebutuhan cairan
yang kurang.
i.
Mencegah/menghilangkan mual muntah.
j.
Mengetahui perubahan yang terjadi.
|
7. Resiko
tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh sekunder
dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasif
Tujuan
:
-
Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam tindakan pecegahan
infeksi
-
Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi dan penyembuhan luka berlangsung normal
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a. Cuci tangan sebelum
melakukan tindakan. Pengunjung juga dianjurkan melakukan hal yang sama.
b.
Jaga personal hygine klien
dengan baik.
c. Monitor temperatur.
d. Kaji semua sistem untuk
melihat tanda-tanda infeksi.
e. Hindarkan/batasi prosedur
invasif dan jaga aseptik prosedur.
Kolaboratif
f. Monitor CBC, WBC,
granulosit, platelets.
g. Berikan antibiotik bila
diindikasikan.
|
a. Mencegah terjadinya infeksi silang.
b. Menurunkan/mengurangi adanya organisme hidup.
c. Peningkatan suhu merupakan
tanda terjadinya infeksi.
d. Mencegah/mengurangi terjadinya resiko infeksi.
e. Mencegah terjadinya infeksi.
f.
Segera dapat diketahui
apabila terjadi infeksi.
g. Adanya indikasi yang jelas sehingga antibiotik
yang diberikan dapat mengatasi organisme penyebab infeksi.
|
8.
Resiko
tinggi gangguan fungsi seksual berhubungan dengan deficit
pengetahuan/keterampilan tentang alternatif respon terhadap transisi kesehatan,
penurunan fungsi/struktur tubuh, dampak pengobatan.
Tujuan
:
-
Klien dapat mengungkapkan pengertiannya terhadap efek kanker dan therapi
terhadap seksualitas
-
Mempertahankan aktivitas seksual dalam batas kemampuan
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a. Diskusikan dengan klien dan
keluarga tentang proses seksualitas dan reaksi serta hubungannya dengan
penyakitnya.
b. Berikan advise tentang
akibat pengobatan terhadap seksualitasnya.
c. Berikan privacy kepada klien
dan pasangannya. Ketuk pintu sebelum masuk.
|
a. Meningkatkan ekspresi
seksual dan meningkatkan komunikasi terbuka antara klien dengan pasangannya.
b. Membantu klien dalam
mengatasi masalah seksual yang dihadapinya.
c. Memberikan kesempatan bagi
klien dan pasangannya untuk mengekspresikan perasaan dan keinginan secara
wajar.
|
9.
Resiko
tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan
kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia.
Tujuan
:
-
Klien dapat mengidentifikasi intervensi yang
berhubungan dengan kondisi spesifik
-
Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan penyembuhan
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a. Kaji integritas kulit untuk
melihat adanya efek samping therapi kanker, amati penyembuhan luka.
b. Anjurkan klien untuk tidak
menggaruk bagian yang gatal.
c. Ubah posisi klien secara
teratur.
d. Berikan advise pada klien
untuk menghindari pemakaian cream kulit, minyak, bedak tanpa rekomendasi
dokter.
|
a. Memberikan informasi untuk
perencanaan asuhan dan mengembangkan identifikasi awal terhadap perubahan
integritas kulit.
b. Menghindari perlukaan yang
dapat menimbulkan infeksi.
c. Menghindari penekanan yang
terus menerus pada suatu daerah tertentu.
d. Mencegah trauma berlanjut
pada kulit dan produk yang kontra indikatif
|
DAFTAR
PUSTAKA
Dongoes.
2000. Asuhan
Keperawatan. EGC. Jakarta
Elizabeth.
J.C. 2000.Patofisiologi.
EGC. Jakarta
FKUA,
1988. Ilmu Bedah
dan Teknik Operasi. Baratajaya-FKUA. Surabaya
Linda
Jual. 2000.
Dokumentasi Proses Keperawatan. EGC. Jakarta
Riyawan.com | Kumpulan Artikel Farmasi Keperawatan
Riyawan.com | Kumpulan Artikel Farmasi Keperawatan
Soelarso.
Urologi. EGC. Jakarta
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN (KARSINOMA
BULI-BULI)
DI RUANG BEDAH
D RUMAH SAKIT Dr.
SOETOMO SURABAYA
A. PENGKAJIAN
DATA
1.
IDENTITAS
Nama : Tn.K.
Umur : 51
tahun.
Jenis Kelamin : Laki-laki.
Suku/Bangsa :
Jawa/Indonesia.
Agama : Islam.
Pekerjaan : wiraswasta.
Pendidikan :
SLTA
Alamat
: Kali Tengah Lamongan
2. Alasan Dirawat:
Kencing keluar darah
3. Keluhan Utama
Kencing keluar darah
P, Kencing keluar darah
Q, kencing hanya bisa menetes, tidak dapat tuntas,
terasa ada sisa, pancaran tidak jauh
dan terasa nyeri. Saat dikaji klien cemas menunggu jadwal operasi
R, Terasa ada benjolan pada perut bagian bawah dan masih
kecil. Upaya yang telah dilakukan berobat ke RS Muhammadiyah kemudian dirujuk
ke RSUD Dr. Soetomo. Dan mendapatka pengobtan da n perawatan dipasang slang
kencing dan diberikan irigasi cairan untuk mengurangi persaraham. Terapi/Operasi
yang pernah dilakukan: tidak ada.
T, Sejak 10 hari yang lalu
II.
RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING
HISTORY)
4.
Riwayat Penyakit Sebelumnya:
Klien ada riwayat kencing warna meraj 6 bulan yang lalu dan ± 10 hari
yang lalu selama 1
minggu klien merasa ada benjolan diperut bagian bawahnya.
5.
Riwayat Penyakit Sekarang:
BAK tidak lancar, terasa nyeri dan panas, sifatnya terus
menerus sejak 10
hari yang lalu. Klien juga merasa
kesulitan dalam BAB, konsistensi keras dan lama baru keluar.
6.
Riwayat Kesehatan Keluarga:
Dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
seperti yang diderita oleh klien sekarang ini.
7.
Keadaan Kesehatan Lingkungan:
Klien tinggal di perkampungan yang kondisinya sangat
sederhana.
8.
Alat Bantu Yang Dipakai: tidak
ada.
III.
OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
9.
Keadaan Umum: cukkup
Klien tampak pucat, melakukan aktivitas seperlunya.
I.
Tanda-tanda Vital:
Suhu 36,5oC/axilla,
nadi kuat dan teratur, 84x/menit,
tensi diukur dengan klien berbaring pada lengan kiri, hasilnya= 180/100 mmHg, pernafasan normal, 20x/menit.
II.
Sistem Tubuh (Body Systems):
a.
PERNAFASAN (B1: BREATHING)
Pernafasan vesikuler,retraksi intercostals dan klavikula
tidak ditemukan , Rh -/-. Wh -/-/, batuk
(-), pilek (-)
b.
CARDIOVASCULAR (B2: BLEEDING)
Nyeri dada (-), Jantung S1S2
tunggal normal HT 180/100 mmHg, Odema ekstremitas atas
dan bawah (-)
c.
PERSYARAFAN (B3: BRAIN)
Kesadaran: compos mentis.
GCS : E= 4
V=5 M= 6
Total nilai: 15
Kepala dan wajah: tidak ada kelainan, kesan= pucat.
Mata sklera: tidak icterus, conjunctiva: pucat, pupil :
isokor.
Leher:
tekanan vena jugularis normal. Klien tidak
mengalami cegukan.
Persepsi Sensori
Pendengaran: tidak ada
kelainan.
Penciuman : tidak ada kelainan.
Pengecapan
: tidak ada kelainan.
Penglihatan
: tidak ada kelainan.
Perabaan : tidak ada
kelainan.
d.
PERKEMIHAN- ELIMINASI URI (B4: BLADDER)
Produksi urine: dalam 24 jam + 700 ml, keluar melalui dower
kateter yang terpasang sejak tanggal 9
Perburari 2002,
terpasang irigrasi Nacl 0,9
%
Warna : merah. Bau: agak amis.
Lainnya : teraba massa supra sympisis,
diameter 10 x 10 cm, keras, fixed.
e.
PENCERNAAN – ELIMINASI ALVI (B5: BOWEL)
Mulut dan tenggorok: kering, agak merah (iritasi).
Abdomen : flat, supel, distensi (-)
Rectum : tidak ada kelainan.
BAB : belum
mulai masuk rumah sakit.
Konsistensi: keras.
Ada konstipasi.
Berat Badan (BB) : tanggal 21 April 2001
= 70 kg.
Tanggal 9 Mei 2001
= 57 kg.
Diet : TKTPRG.
Pelvis
:
- Flank mass _/-, flank pain -/-
RT :
- BCR (-), TSA (+), Prostat membesar, Nodul (-)
f.
TULANG – OTOT – INTEGUMEN (B6: BONE)
Kemampuan pergerakan sendi: bebas. Tidak ada parese, paralise maupun hemiparese.
Extremitas:
- Atas : tidak ada
kelainan.
- Bawah : tidak terdapat edema
apda tungkai kiri.
Tulang Belakang: tidak ada kelainan.
Kulit:
-Warna kulit: pucat.
- Akral : hangat kering.
- Turgor: cukup.
g.
SISTEM ENDOKRIN
Terapi hormon: tidak ada.
h.
SISTEM HEMATOPOIETIK:
Diagnosis penyakit hematopoietik yang lalu:
- Anemia.
-
Transfusi darah.
-
Tipe darah: PRC 2 kolf
i.
REPRODUKSI
Laki-laki
Penis : klien
telah disirkumsisi.
Scrotum: tidak terdapat edema minimal.
j.
PSIKOSOSIAL
Konsep diri:
Identitas
Status klien dalam keluarga: suami. Dari 1 isteri dan anak satu
Kepuasan klien terhadap status dan posisinya dalam
keluarga: puas.
Peran
Tanggapan klien terhadap perannya: senang.
Kemampuan/kesanggupan klien melaksanakan perannya:
sanggup.
Kepuasan klien melaksanakan perannya: puas.
Ideal diri/Harapan
Harapan klien terhadap:
-
Tugas/pekerjaan: dapat
melakukan pekerjaan seperti biasa (sebagai wiawasta).
-
Tempat/lingkungan kerja: dapat
kembali bekerja seperti semula.
Harapan klien terhadap penyakit yang sedang dideritanya:
Klien berharap agar segera dilakukan operasi biar cepat
sembuh.
Lainnya: klien
menganggap apabila tumornya diangkat dengan operasi maka ia akan sembuh total.
Harga diri
Tanggapan
klien terhadap harga dirinya: sedang.
Sosial/Interaksi
Hubungan
dengan klien: tidak kenal.
Dukungan
keluarga : aktif.
Dukungan
kelompok/teman/masyarakat: kurang.
Reaksi
saat interaksi : kontak mata.
Konflik
yang terjadi terhadap: peran.
k.
SPIRITUAL
Konsep tentang penguasa kehidupan: Allah.
Ritual agama yang bermakna/berarti/diharapkan saat ini:
sholat.
Sarana/peralatan/orang yang diperlukan untuk
melaksanakan ritual agama yang diharapkan saat ini: lewat ibadah.
Upaya kesehatan yang bertentangan dengan keyakinan
agama: tidak ada.
Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan:
klien mempercayainya.
Persepsi terhadap penyebab penyakit: sebagai
cobaan/peringatan.
IV Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
laboratorium tanggal 25-1-2002:
-
Leukosit : 9,9 x 1000/UL
-
Erythrocyt: 3,33 x 1 juta/UL
-
Hb : 10,4
g/dl.
-
PCV : 30,1%
-
MCV : 40,4
FL
-
MCH : 31,2
-
Trombosit : 310 x 1000/UL
-
Albumin : 3,5
g/dl.
-
Diff count : 2/-/3/31/14/-
-
LED : 98
mm/jam.
Pemeriksaan mikrobiologi
Tanggal 11-2-2002 hasi; tanggal 13-02
-2002
Sediian mengnadung
sedikit sel epithel sqaumosa, sel-sel radang tidak ditemukan keganansan
Tanggal 15-2-2002
Fungsi dan anak kedua ginjal normal, kedua kureter
normal, trabekulasi dasr buli-bili kiri, hiperprostat, suspect sistitis,
spondilitis kulit.
IVP : Iregulasitas dinding buli-buli oleh karena
obstruksi kronis, keadaan ginjal dan ureter normal
-
USG urologis tanggal 26-01-2002
Ditemukan Bood
clot di buli-buli
- Endoskopi (tanggal 15 -02-20020
Mukosa
buli-buli :
- trabekulum berat, divertikel (-) banyak sel, trigonum
didapatkan tumor dinding anterior buli-buli, ureter normal, spinkter internus
normal, ureter prostatik kisingg 1
cm, spinkter eksternus normal, ureter dan panjang urieter normal.
Terapi:
Infus RL : D5=
2 : 3 20 tetes/menit.
Irigasi PZ
Klanex 3x1 amp
Mobilisasi
Kultur urine, IVP, Endosopi
ANALISA DATA
TANGGAL
|
KELOMPOK DATA
|
KEMUNGKINAN
PENYEBAB
|
MASALAH
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
18 -02-2002
|
S: Klien menanya-
kan kapan opera-sinya dilaksana-kan, karena biaya selama menunggu
jadwal operasi se-makin menipis.
O: -Operasi belum di lakukan.
-Klien
gelisah.
-Klien
tampak kelelahan.
-Mata
klien tam-pak merah kare-na kurang tidur.
S: Klien berpikir bahwa dengan o-perasi maka dia pasti sembuh
to-tal.
O: -Pendidikan klien SD tidak sam-pai tamat.
-Klien selalu ber-tanya
tentang penyakit & jad-wal operasinya.
-Klien merasa ti-dak
diperhati-kan/tidak dioba-ti.
S: Klien mengatakan kencingnya masih berwarna merah & menetes.
O:-Warna kencing merah & berbau amis.
-Produksi urine dalam 24 jam: 600-700 ml.
|
Situasi krisis
(kanker) & sosio ekonomi.
.
Kurangnya in-
formasi &
keter-batasan kognitif.
Blood Clothing
akibat kanker.
|
Cemas
.
Kurang
penge-tahuan tentang penyakit, prog-nosis & pengo-batan.
Gangguan
eli-minasi urine (retensi)
|
Cemas berhubung-an dengan situasi krisis
(kanker) dan sosio ekonomi.
Kurang pengeta-huan tentang pe-nyakit,
prognosis & pengobatan ber-hubungan dengan kurangnya infor-masi &
keterbatas-an kognitif.
Gangguan elimi-nasi urine (retensi)
berhubungan de-ngan blood clo-thing akibat ada-nya kanker.
|
RENCANA
TINDAKAN PERAWATAN
NO
|
TGL
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
& HASIL YANG
DIHARAPKAN
|
RENCANA TINDAKAN
|
RASIONAL
|
1
2.
3.
|
18-02 2002
18-02- 2002
18-02- 2002
|
Cemas
berhubungan dengan situasi krisis (kanker) & sosio ekonomi.
Tujuan:
a. Klien dapat mengurangi ra-sa cemasnya.
b. Klien rileks & dapat meli-hat dirinya secara objektif.
d.
Menunjukkan koping yang
efektif.
Kriteria Hasil:
a.
Klien melaporkan perasa-an
cemasnya berkurang.
b.
Klien menyatakan
pema-hamannya tentang penya-kit.
Rencana Tindakan:
a.
Cemas hilang dalam 24 jam.
b.
Klien memiliki &
mengi-kuti program JPS.
c.
Klien mau menunggu jad-wal
operasi.
Kurang pengetahuan tentang penyakit,
prognosis & pe-ngobatan berhubungan de-ngan kurangnya informasi
keterbatasan kognitif.
Tujuan:
-Klien dapat mengatakan se-cara akurat tentang diagno-sa &
pengobatan pada ting-katan siap.
-Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup &
berpartisipasi dalam pengo-batan.
-Mengikuti prosedur pengo-batan & bekerjasama deng-an
perawat/dokter.
Kriteria Hasil:
-Klien siap untuk dioperasi, baik secara fisik maupun mental.
-Klien mau berpartisipasi dalam perubahan gaya hi-dup.
Gangguan
eliminasi urine (retensi) berhubungan
deng-an blood clothing akibat ada-nya kanker.
Tujuan:
- Retensi
urine tidak terjadi.
Kriteria
Hasil:
-
Klien berkemih volunteer.
- Residu urine kurang dari 50 cc.
- Urine tidak lagi berwarna
merah & menetes.
|
a.
Tentukan penga-laman klien
se-belumnya terha-dap penyakit yang dideritanya.
b.Berikan informasi tentang
prognosis secara akurat.
c.Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek sam-ping. Bantu klien
mem-persiapkan diri da-lam pengobatan.
d.
Catat koping yang ti-dak
efektif seperti ku-rang interaksi sosial, ketidak berdayaan dll.
e.Anjurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support system.
f.
Berikan lingkungan yang
tenang dan nya-man.
g.
Pertahankan kontak dengan
klien, bicara dan sentuhlah dengan wajar.
h.
Jelaskan tentang kebijakan
pemerin-tah & RS tentang penanga-nan bagi klien tidak mampu serta program
JPS.
a.
Review pengertian klien &
keluarga ten-tang diagnosa pengo-batan & akibatnya.
b.
Tentukan persepsi klien
tentang kanker & pengobatannya.
c.
Berikan bimbingan kepada
klien sebelum mengikuti prosedur pengobatan, terapi yang lama,
komplika-si. Jujurlan kepada klien.
d.
Anjurkan klien untuk
memberikan umpan balik verbal & meng-koreksi mis komuni-kasi tentang
penyakit-nya.
e.
Anjurkan klien untuk
memelihara kebersih-an kulit & rambut.
f.
Jelaskan kepada klien
/keluarga tentang pentingnya status nut-risi yang optimal.
a.
Anjurkan klien untuk banyak
minum air pu-tih.
b.
Kembangkan kemba-li program
latihan Buli-buli atau pengkondisian kem-bali.
c.
Ajarkan klien mere-gangkan
abdomen & melakukan manuver
varsava jika diindika-sikan.
d.
Ajarkan klien manu-ver crede
jika diindi-kasikan.
e.
Ajarkan klien manu-ver
regangan anal jika diindikasikan.
f.
Ukur residu pasca berkemih
setelah usa- ha mengosongkan Buli-buli jika volume urine lebih dari 100 cc. Jadwal-kan program kateteri-sasi
intermitten.
g.
Observasi pemeberian cairan
irigasi pada kandung kencing lewat kateter try way
h.
Observasi intake dan output
cairan
|
a.
Data-data mengenai pengalaman
klien se-belumnya akan mem berikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari
adanya duplikasi.
b.Pemberian informasi dapat membantu klien dalam mema-hami proses
penya-kitnya.
c. Membantu klien da-lam
memahami ke-butuhan untuk pe-ngobatan dan efek sampingnya.
d.Mengetahui dan menggali pola ko-ping klien serta
me-ngatasinya/membe-rikan solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan dalam
me-ngatasi kecemasan.
e.
Agar klien mempe-roleh
dukungan dari orang yang terdekat/keluarga.
f.
Memberikan ke-sempatan pada
klien merenung/istirahat.
g. Klien
mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dia benar-benar ditolong.
h. Memberikan infor-masi mengenai alter-natif pembiayaan.
a.
Menghindari dupli-kasi &
pengulangan terhadap pengetahu-an klien.
b.
Memungkinkan di lakukan
pembinaan terhadap kesalahan persepsi & konsepsi serta pengertian.
c.
Membantu klien dalam memahami
proses penyakit & pengobatannya.
d.
Mengetahui sampai sejauhmana
pema-haman klien & ke-luarga.
e.
Meningkatkan in-tegritas
kulit & ke-pala.
f.
Sebagai upaya per-cepatan
penyembuh an & pencegahan infeksi.
a.
Agar tidak sempat terbentuk
bekuan darah.
b.
Agar kandung ke-mih dapat
berfungsi kembali secara nor-mal.
c, d, dan e.
Untuk melatih
mengo-songkan kandung ke-mih secara bertahap/se-suai teknik-teknik ter-tentu.
f. Untuk mengetahui efektifitas latihan Buli-buli, bila gagal
dapat segera diambil tindakan de-ngan kateterisasi.
g. Observasi intake dan output untuk mengkaji konsistensi, warna
dan obstruksi dalam kandung kencing.
h. Intake da output untuk menentukan balance cairan.
|
TINDAKAN KEPERAWATAN
TGL
|
JAM
|
TINDAKAN
KEPERAWATAN
|
18-02- 2002
|
1125 wib
s/d
1300 wib
0845
wib
s/d
0925
wib.
1015 wib
1120
wib
1245
wib
|
-
Menggali pengetahuan klien
tentang penyakitnya.
-
Menjelaskan tentang penyakitnya, pengobatan
& prognosisnya.
-
Menganjurkan istri klien untuk selalu
mendampingi & memberikan support pada suaminya.
-
Memberi semangat & dukungan pada
klien agar sabar dalam menunggu jadwal
operasi.
-
Mengukurs tensi 140/80 mmHg, nadi 88 kali/menit
- Mngobservasi
pemberian cairan irigrasi dengan PZ sampai warna kencing warna merah bening
tidak ada kloting
-
Memberikan motivasi agar klien sabar
menunggu saat pelaksanaan ope-rasi.
-
Menjelaskan tindakan insisi
skrotum & sitoskopy.
- memotivasi klien untuk minum banyak > 2 liter/hari
-
Menganjurkan klien untuk
istirahat & banyak minum air putih.
-
Mengajarkan klien meregangkan abdomen &
melakukan manuver valsa-va:
a.
Sandarkan kepala kedepan pada
kedua paha.
b.
Kontraksikan otot abdomen
jika mungkin & regangan/mengejan, tahan nafas sambil meregangkan (manuver
varsava).
c.
Tahan regangan/nafas sampai
aliran urine berhenti, tunggu 1
menit & regangkan kembali sepanjang mungking.
d.
Lanjutkan sampai tidak ada
lagi urine yang keluar.
-
Mengobeseravasi pemeberian
cairan irgasi
-
Mengobservasi intake cairan
dan output dan mencatat pada lebaran obsecrvasi (produksi kencing 1750 cc) warna kemerahan.
|
EVALUASI
NO.
|
TANGGAL
|
DIAGNOSA
|
EVALUASI
|
1.
2.
3.
|
18-02- 2002
|
1
1
3
1
3
|
-
Pengetahuan klien akan
penyakit & prosedur pe-ngobatan serta prognosenya masih perlu
dilurus-kan.
-
Klien masih bertanya kapan
jadwal operasinya.
-
Klien & istrinya mengeluh
bila terlalu lama me-nunggu karena keuangannya yang semakin meni-pis.
-
Keluarga klien sudah mengurus
JPS.
-
Klien mau menunggu rencana
operasi serta pasrah dengan semua yang akan dilakukan terhadapnya.
-
Klien melaporkan perasaan
cemasnya berkurang.
-
Klien tidak lagi menanyakan
proses & kapan pe-laksanaan operasi yang akan dilakukan.
-
Klien siap dioperasi.
-
Klien masih menyatakan siap
menunggu jadwal operasi.
-
Klien menyatakan dapat
tidur/istirahat malam ini.
-
Kencing masih merah &
menetes.
Urine residu
> 80 cc.
|
CATATAN PERKEMBANGAN
NO.
|
TANGGAL
|
DIAGNOSA
|
CATATAN
PERKEMBANGAN
|
1.
|
20-02-2002
21-02-2002
22-02-2002
|
1
1
2
1
3
|
S: Klien mengeluh lama menunggu operasi dilaksana-kan.
O: - Operasi belum dilakukan/terjadwal.
-
Klien gelisah.
-
Klien tampak kelelahan.
A:
- Masalah belum teratasi.
- Teruskan rencana intervensi.
P:
- Teruskan rencana intervensi.
S: Klien menyatakan pasrah kapanpun operasi akan di lakukan.
O:
- Operasi belum terjadwal.
-
Klien sudah bisa tidur.
-
Gelisah sudah jauh berkurang.
A:
- Masalah teratasi sebagian,
lemah belum teratasi.
P:
- Teruskan rencana intervensi.
S:
Klien mengatakan siap & pasrah untuk dioperasi.
O: -
Klien tidak lagi bertanya-tanya.
-
Klien mau mendengarkan &
melaksanakan saran untuk makan & beristirahat yang cukup.
A: Masalah teratasi.
P: Intervensi tidak diteruskan.
S: -
O: - Klien bisa istirahat.
- Klein sudah tidak tampak gelisah.
A: Rencana teratasi.
P: Intervensi tidak diteruskan.
S: Klien mengatakan kencingnya masih berwarna me-rah.
O: - Warna kencing merah & berbau agak amis.
- Produksi urine 24 jam ± 1500
ml.
A: Masalah belum teratasi.
P: Teruskan rencana intervensi.
|
DAFTAR PUSTAKA
Black,
Joyce M & Esther Matassarin-Jacobs.
1997. Medical Surgical Nursing :
Clinical Management for Continuity of Care, Edisi 5, W.B. Saunders Company,
Philadelphia
Carpenito,
Lynda Juall. 2001. Buku
Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta.
Doenges,
Marilyn E, et all. 1993. Nursing
Care Plans : Guidelines for Planning and Documenting Patient Care, Edition
3, F.A. Davis Company, Philadelphia.
Gale,
Danielle & Charette, Jane.
2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. EGC.
Jakarta.
Long,
Barbara C. 1996. Perawatan
Medikal Bedah. Alih Bahasa: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan
Pajajaran Bandung, Edisi 1, Yayasan IAPK Pajajaran, Bandung.
Riyawan.com | Kumpulan Artikel Keperawatan & Farmasi
0 comments:
Posting Komentar