MERREMERIAE TUBER (MMI)
|
||
Bidara upas adalah tumbuhan
umbi-umbian yang merayap atau membelit yang panjang tingginya dapat mencapai
3-6 m. Daunnya berbentuk bulat telur melebar, dengan pangkal berbentuk hati.
Umbinya mirip kentang, dan berbeda dengan areuy carayun (Merremia peltata)
yang satu genus dengannya. Umbi bidara upas berkumpul hingga 6-7 buah dan
beratnya dapat mencapai 5 kg atau lebih seumpama tumbuh di tanah kering, gembur,
dan tidak tergenang air. Warna kulit umbinya kuning kecoklatan, kulitnya
tebal bergetah warna putih, bila kering warnanya menjadi coklat.
Perbungaannya
majemuk, yakni sejumlah 1-4 kuntum, membentuk payung, berwarna putih, dan
apabila menjadi buah, kelopaknya tidak gugur. Bijinya berwarna kelabu sampai
hitam, dengan pinggirannya yang berbulu kecoklatan.
Menurut
beberapa laporan, tumbuhan ini berasal dari Asia Tenggara yang kemudian
menyebar ke Indo-China, India, dan Asia Tenggara. Dibudidayakan di Malaysia
dan Jawa, untuk dimakan umbinya. Selanjutnya tumbuhan ini menyebar ke Filipina,
Ambon, dan Bali.
Habitat
asal tumbuhan ini adalah di hutan. Kadang ditanam di halaman dekat pagar
sebagai tanaman obat atau karena umbinya dapat dimakan. Tumbuh dengan baik di
daerah tropik dari dataran rendah sampai ketinggian 250 mdpl. Perbanyakan
dengan stek batang atau menanam umbinya. Selain itu, dapat pula ia
diperbanyak dengan biji. Karena kebiasaannya yang memanjat, ia perlu diberi
pohon inang untuk tempat merambat. Secara lokal, tumbuhan ini telah
dinaturalisasi ke Madura. Untuk di Jawa sendiri, tumbuhan ini masih dapat
ditemui di dataran tinggi hingga pada 500 mdpl.
Bagian
dari tumbuhan bidara upas yang dijadikan obat adalah umbinya, yang baru pada
awal abad ke-20 dimanfaatkan. Sayangnya, tumbuhan ini tidak dapat dijadikan
makanan/sumber karbohidrat. Umbi tumbuhan ini bersifat sejuk, analgesik, dan
bisa mentralkan racun. Bidara upas dapat menyembuhkan afeksi tenggorokan dan
organ pernafasan. Secara turun temurun, di Madura rebusan umbi bidara upas
digunakan untuk menyembuhkan penyakit tuberkolosis. Setelah diadakan
percobaan, bidara upas dapat menyembuhkan penyakit tuberkolosis dan tidak
menyebabkan kematian kepada hewan yang diujicobakan, yakni mencit.
Selain
itu pula, bidara upas adalah tumbuhan yang diketahui efek farmaklogisnya oleh
PT Eisai Indonesia bahwa dapat mencegah penggandaan virus HIV, walau
demikian, tumbuhan ini tidak dapat menghilangkan virusnya. Getah dari
tumbuhan ini juga mengandung resin, yang kemungkinan itulah dapat menyembuhkan
penyakit organ pernafasan. Parutan umbi tumbuhan ini dapat digunakan untuk
memperbanyak ASI. Bidara upas diketahui mengandung polifenol, triterpenoid,
terpenoid, dan flavonoid. Sementara itu, getah segar tumbuhan ini mengandung
zat oksidase.
Serat
batang tumbuhan ini dapat juga digunakan untuk bahan pakaian, karena
mengkilat seperti kain satin dan memberikan rasa sejuk kepada pemakai.
|
||
Nama lain
Nama tanaman
asal
Keluarga
Zat berkhasiat
utama / isi
Penggunaan
Pemerian
Bagian yang
digunakan
Keterangan
- Penyimpanan
|
:
:
:
:
:
:
:
:
|
Bidara
upas
Merremia mammosa
(Hal filius)
Convolvulaceae
Damar, zat
pahit, pati
Ekspektoransia, antiseptika ( obat kumur)
Bau lemah, rasa
tajam dan pahit
Irisan-irisan
umbi akar
Dalam wadah
tertutup baik
|
Sumber Prof. H. Maulana Surya I, S.Si., Apt.
Wikipedia.org
Riyawan.com | Kumpulan Artikel Farmasi & Keperawatan
0 comments:
Posting Komentar