A. SIMPLISIA KARBOHIDRAT
1. Monosakarida
a. Glukosa
Nama lainnya adalah dekstrosa
atau alfa –D-(+)-glukopiranosa, atau D-glukosa adalah gula yang biasanya
diperoleh dengan hidrolisis dari amilum. Dekstrosa mengandung satu molekul air
atau anhidrat dengan rumus umum C6H12O6.H2O. Dekstrosa merupakan nama farmasi
yang umum dan biasa digunakan dalam perdagangan dan industri. Namun demikian,
nama ilmiah yang lazim digunakan dalam kepustakaan kimia dan biokimia adalah
glukosa.
Secara alami glukosa terdapat
dalam buah anggur (20-30%), buah juniperi (sampai 4%), ceri, stroberi, bluberri
dan buah-buahan lain. Glukosa dapat pula diperoleh dengan cara hidrolisis
glukosida alami tertentu. Dalam skala industri, glukosa dibuat dengan
hidrolisisi amilum dengan asam encer. Setelah dihidrolisisi, asam dinetralkan
dengan natrium karbonat dan warna larutan dihilangkan lalu diuapkan dalam hampa
udara sampai menjadi sirup (liquid glucose). Dengan proses hidrolisisi yang
terjadi tidak secara sempurna maka di dalam larutan tersebut tidak hanya
mengandung glukosa saja, tetapi juga berisi disakarida, trisakarida, dan
tetrasakarida.
Glukosa berupa kristal
monohidrat. Glukosa larut dalam air dan rasa manisnya lebih rendah 25%
dibandingkan dengan gula sukrosa (gula pasir). Glukosa digunakan sebagai sumber
energi bagi tubuh, pemasok karbon dalam sintesis protein dalam tubuh,
penghambat kristalisasi. Glukosa juga merupakan bahan penting dalam industri
fermentasi, industri pasta gigi, industri penyamakan, sepuh cermin perak
(silvering mirror), pembuatan kembang gula, es krim, dan lain-lain. Dalam farmasi,
glukosa digunakan dalam larutan antikoagulan untuk menyimpan darah, sebagai
makanan yang dimasukkan secara oral, enema, injeksi sub-kutan dan intravena.
Glukosa juga digunakan sebagai pengganti laktosa. Contoh sediaan farmasi
glukosa yang digunakan dalam pengobatan antara lain adalah sebagai injeksi
dekstrosa, injeksi dekstrosa dan natrium klorida, karutan antikoagulansia
dekstrosa, natrium sitrat dan asam sitrat, sirup hipofosfit, tablet dekstrosa
dan natrium klorida, injeksi bismuth.
b. Madu (Mel depuratum)
Madu (honey, clarified honey,
strained honey) adalah penggetahan gula sakarida yang dikumpulkan dalam indung
madu oleh lebah Apis mellifera Linne (famili Appidae). Madu terbentuk dengan
cara inversi sukrosa yang dikumpulkan oleh lebah dari nektar bunga.
Sumber madu adalah Apis, atau
dalam bahasa latin yang berarti tawon atau lebah, sedangkan mellifera berasal
dari dua suku kata latin yang artinya membawa madu. Lebah hidup secara
berkelompok yang terdiri dari 10-50.000 individu. Kelompok ini berkumpul
membentuk sarang.
Madu merupakan cairan kental
seperti sirup, berwarna cokelat kuning muda sampai cokelat merah. Pada waktu
masih segar, warna madu bening, tetapi lama-kelamaan menjadi keruh
berbutir-butir karena terjadinya kristal dekstrosa. Madu memiliki bau khas,
rasa manis dan sedikit getir. Bau dan rasa madu bermacam-macam, tergantung
jenis bunga atau nektar, secara mikroskopi, madu menunjukkan adanya butir-butir
serbuk sari yang dapat menjadi petunjuk terhadap bunga-bunga asal atau
sumbernya.
Kandungan dari madu adalah
campuran dekstrosa dan fruktosa dengan jumlah yang sama dan dikenal sebagai
gula invert, 50-90% dari gula yang tidak terinversi dan air. Madu juga
mengandung 0,1-10% sukrosa dan sejumlah kecil karbohidrat lain, minyak atsiri,
pigmen, mineral serta bagian tanaman, terutama butir serbuk sari.
Madu digunakan sebagai bahan
pembantu dalam farmasi karena mempunyai sifat-sifat bahan makanan dan demulsen.
Madu juga digunakan sebagai bahan pembawa, sama seperti sirup, meskipun madu
mempunyai daya kerja pencahar lebih kuat daripada sirup. Madu biasa dipalsukan
dengan gula invert buatan, sukrosa, dan glukosa cair perdagangan. Madu dapat
pula dipalsukan dengan cara gula invert buatan, sukrosa, dan glukosa cair
perdagangan. Madu dapat pula dipalsukan dengan cara pemberian suatu asupan
kepada lebah berupa larutan gula sukrosa yang bukan berasal dari nektar.
Pemeriksaan kandungan sakarosa, aktivitas enzim diastase, kadar furfural dan
adanya sisa asam. Periksa juga keberadaan dan jenis polen. Syarat madu
(diringkas dari S II 0156-88 dan Ekstra Farmakope Indonesia 1974), secara organoleptik
merupakan khas madu, kadar air maksimum 25%, gula pereduksi minimum 60%,
sukrosa maksimum 10%, aktivitas enzim diastase minimum 3 unit Gothe DN,
hidroksi metil furfural maksimum 40 mg/kg, keasaman maksimum 40 ml NaOH 1 N per
kh. Kadar padatan maksimum 0,5%, kadar abu maksimum 0,5%, desktrin maksimum
0,5%, asam benzoat negatif. Dalam sediaan farmasi, madu biasa digunakan dalam
sediaan cair obat batuk.
c. Sorbitol
D-Sorbitol (sorbit/D-glusitol)
merupakan gula alkohol yang terdapat pada buah Sorbus aucuparia (Rosaceae) dan
sedikit dalam air kelapa (Cocos nucifera). Digunakan untuk pemanis pada sediaan
diet dan pasta gigi. Sorbitol hanya sedikit yang diabsorpsi dan sulit
dimetabolisme sehingga nilai kalorinya lebih rendah dari glukosa. Secara
industri, sorbitol dibuat dengan mereduksi glukosa. Pemakaian sorbitol lainnya
adalah sebagai pelembap pada sediaan kosmetik dan pembentuk gel transparan.
2. Disakarida
a. Sukrosa
Sukrosa adalah gula yang
diperoleh dari batang tanaman Saccharum officinarum Linn., famili Graminae atau
dari umbi Beta vulgaris Linne, famili Chenopodiaceae atau dari sumbersumber
lain dan tidak mengandung bahan tambahan. Sukrosa mempunyai rumus molekul
C12H22O11. Berbeda dengan disakarida lain, sukrosa tidak mereduksi. Lagipula
(+)-sukrosa tidak membentuk osazon, tidak terdapat dalam bentuk anomer dan
dalam larutan tidak menunjukkan mutarotasi. Semua kenyataan ini menunjukkan
bahwa sukrosa tidak mengandung gugus aldehida atau gugus keton yang bebas. Bila
dihidrolisis dengan asam encer atau karena daya kerja enzim invertase (dari
ragi), akan menghasilkan jumlah yang sama D(+)-glukosa dan D(-)-fruktosa.
Hidrolisis disertai dengan penggantian tanda rotasi dari positif menjadi
negatif. Ini pula sebabnya hidrolisis ini disebut inversi dari (+)-sukrosa,
sedangkan campuran (+)-glukosa dan D(-) fruktosa yang memutar bidang polarisasi
ke kiri disebut gula invert. Sebagai komponen dari sukrosa, D(+)-glukosa dan
D(-)-fruktosa yang rotasinya berlawanan arah ke kanan dan ke kiri biasa disebut
dekstrosa dan levulosa. Sukrosa juga disebut saccharum atau gula dan tersebar
luas dalam tanaman. Secara komersial gula dibuat dari tebu atau bit, dapat pula
diperoleh dari maple (Acer saccharum, famili Aceraceae), dari berbagai palem
dan sumber lain. Untuk membuat sukrosa, batang tebu digiling atau diiris-iris,
disarikan dengan air, lalu sarinya dimurnikan dengan pemanasan bersama-sama
dengan kapur yang akan menetralkan asam (suasana larutan yang asam cenderung
menghidrolisis sukrosa) dan membantu mengendapkan protein. Kelebihan kapur
dihilangkan dengan karbondioksida. Selanjutnya, cairan tersebut diuapkan di
dalam hampa dan gula dibiarkan mengkristal. Cairan induk (mother liquid),
molase (tetes), merupakan sumber karbo yang penting dan murah untuk bahan baku
industri fermentasi, antara lain sebagai bahan baku vetsin (penyedap masakan).
Sukrosa dalam batang tebu atau umbi bit tidak dihidrolisis karena batang dan
umbi akar tersebut tidak mempunyai alfa-glukosidase dan beta-fruktosidase. Dari
segi kalori, tidak ada tanaman pertanian lain yang menghasilkan jumlah kalori
lebih besar daripada tebu dan bit. Tebu dan bit dapat menghasilkan 17 juta
kalori per hektar. Sebagai perbandingan, gandum hanya menghasilkan 5 juta
kalori per hektar. Sukrosa berupa kristal berbentuk kubus, tidak berwarna,
tidak berbau, rasa manis, stabil di udara, bereaksi netral terhadap lakmus,
mudah larut dalam air, dan agak sukar larut dalam alkohol. Pada bidang farmasi,
sukrosa digunakan untuk menutupi rasa obat (memberi rasa manis). Dalam kadar yang
lebih tinggi dari 60%, sukrosa bisa berfungsi sebagai bahan pengawet karena
tekanan osmosenya tinggi sementara tekanan uapnya rendah. Itulah sebabnya sirup
asli yang terbuat dari bahan gula tidak diperlukan pengawet. Gula sukrosa
sering dipakai sebagai bahan pemicu fermentasi etanol, butanol, gliserol, asam
sitrat, dan asam levulinat. Sukrosa juga mampu menambah kelarutan beberapa
senyawa yang sukar larut dalam air, untuk bahan penyalut tablet, serta bahan
pembantu pembuatan granulasi. Sukrosa penting sebagai bahan makanan dan juga
sebagai pemanis. Namun, sukrosa tidak boleh dikonsumsi oleh para penderita
diabetes. Dalam saluran pencernaan, sukrosa tidak diserap sebelum mengalami
hidrolisis oleh enzim invertase menjadi glukosa dan fruktosa. Oleh karena
invertase tidak terdapat dalam sel tubuh binatang, maka bila binatang disuntik
dengan sukrosa, maka sukrosa yang keluar dari dalam urin masih dalam keadaan
tidak diubah. Beberapa contoh sediaan farmasi sukrosa adalah sirup USP, BP, NF
dan sirup kompleks.
b. Laktosa
Laktosa atau gula susu adalah
gula yang diperoleh dari susu. Gula ini dikristalkan dari air dadih (whey) yang
diperoleh dari hasil samping pembuatan keju. Kristal yang tidak murni ini
dilarutkan kembali dalam air, dihilangkan warnanya dengan karbo adsorben dan
dikristalkan kembali. Laktosa adalah bahan makanan dan bahan farmasi. Laktosa
tidak berbau dan rasanya agak manis. Laktosa stabil di udara, tetapi mudah
menyerap bau, larut dalam air, sedikir larut dalam etanol dan tidak larut dalam
kloroform. Laktosa mempunyai rumus molekul C12H22O11, merupakan gula yang
mereduksi, mampu membentuk osazon, terdapat dalam bentuk alfa dan beta serta
mengalami mutarotasi. Apabila diberi asam sulfat atau diberi emulsin (hanya
memecah hubungan beta saja) maka laktosa akan terurai dan berubah menjadi
D(+)-glukosa dan D(+)-galaktosa dalam jumlah yang sama. Jadi, laktosa adalah
suatu beta glukosida yang terbentuk karena penggabungan satu molekul
D(+)-glukosa dan D(+)-galaktosa. Dari hasil hidrolisis laktosazon dan asam
laktobionat dapat disimpulkan bahwa laktosa merupakan galaktosida bukan
glukosida. Sementara gugus yang mereduksi adalah gugus glukosa bukan galaktosa.
Laktosa dapat dihidrolisis dengan enzim spesifik, yaitu laktase, tetapi tidak
dapat dihidrolisis oleh maltase, sukrase atau diastase. Laktosa juga berbeda
dengan gula lain karean laktosa sangat mudah mengalami fermentasi membentuk
asam laktat dan asam butirat. Oleh karena sifatnya yang inert, maka laktosa
sering digunakan sebagai bahan pengencer tablet, pengencer obat keras (opium),
dan pengencer obat lainnya. Laktosa kurang manis dibandingkan dengan sukrosa,
tetapi lebih mudah dihidrolisis. Laktosa digunakan sebagai bahan makanan untuk
bayi dan berguna untuk memelihara mikroflora usus sebab merupakan substrat yang
baik bagi laktobasili. Laktosa juga mudah diubah menjadi asam laktat oleh
Lactobacillus bulgaricus dan ini pulalah antara lain yang menyebabkan susu bisa
berasa asam. Produk yang mengandung laktosa antara lain Saccharated Ferroud
Carbonat NF dan Ipecac and Opium Powder NF, BP dan susu lembu juga merupakan
sumber laktosa.
3. Polisakarida
a. Amilum
Barangkali tidak ada satu
senyawa organik lain yang tersebar begitu luas sebagai kandungan tanaman
seperti halnya amilum. Dalam jumlah yang besar, amilum dihasilkan dari dalam
daun-daun hijau sebagai wujud penyimpanan sementara dari produk fotosintesis.
Amilum juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang permanen untuk tanaman,
dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun dan umbi.
Amilum merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan 80% bahan kering umbi
kentang. Amilum berbentuk granul atau butir-butir kecil dengan lapisan-lapisan
yang karakteristik. Lapisan-lapisan ini serta ukuran dan bentuk granul
seringkali khas bagi beberapa spesies tanaman sehingga dapat digunakan untuk
penentu identitas tanaman asalnya.
Tanaman yang mengandung
amilum, digunakan dalam farmasi seperti Zea mays (jagung), Oryza
sativa (beras), Solanum tuberosum (kentang), Triticum aesticum (gandum), Ipomoea
batatas (ketela rambat) dan Manihot utilissima (ketela pohon).
Secara umum, amilum terdiri
dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80% bagian yang tidak larut air
(amilopektin). Pada bidang farmasi, amilum terdiri dari granul-granul yang
diisolasi dari Zea mays (Graminae), Triticum aesticum (Graminae), dan Solanum
tuberosum (Solanaceae). Granul amilum jagung berbentuk poligonal, membulat dan
sferoidal dan mempunyai garis tengah 35 mm. Amilum gandum dan kentang mempunyai
komposisi yang kurang seragam, masing-masing mempunyai dua tipe granul yang
berbeda. Pada bidang lain, amilum digunakan sebagai bahan perekat kertas,
perekat pakaian, sebagai kanji untuk pakaian dan penggunaan lain. Amilum juga
digunakan sebagai bahan pemula dalam pembuatan glukosa cair, dektrosa, dan
dekstrin. Amilum adalah pelengkap nutrien, demulsen, absorben, dan protektif.
Sediaan amilum yang terdapat dalam pasaran adalah Volex.
b. Gum dan musilago
Gum merupakan hidrokoloid
tanaman yang digolongkan menjadi garam-garam dari polisakarida anionik dan
nonionik. Senyawa ini berupa massa amorf bening yang seringkali dihasilkan oleh
tanaman tinggi sebagai penutup luka setelah pohon dilukai. Hidrokoloid juga
terdapat di dalam kecambah biji atau bagian tanaman oleh jasad renik tertentu. Oleh
karena sifatnya hidrofilnya, sejumlah turunan selulosa semisintetik yang
digunakan dapat dianggap sebagai gum hidrokoloid yang bersifat khusus.
Komposisi penyusun gum adalah heterogen dan khas. Pada hidrolisis, biasanya
terurai menjadi arabinosa, galaktosa, glukosa, manosa, ksilosa, dan berbagai
asam uronat. Asam uronat mungkin membentuk garam dengan kalsium, magnesium, dan
kation yang lain. Substituen metil eter dan ester sulfat lebih jauh akan
mengubah sifat hidrofilnya. Pada bidang farmasi, gum dipakai untuk berbagai
keperluan antara lain sebagai komponen perekat gigi atau perekat lain,
pencahar, pengikat tablet, emulgator, bahan penggelatin, bahan pensuspensi,
bahan pengental, dan stabilizer. Bila terjadi masalah dalam penggunaan
hidrokoloid biasanya disebabkan timbulnya perubahan hidrasi dari polimer,
misalnya gum akan mengendap dari larutannya karena penambahan etanol dan atau
larutan timbal sub-asetat. Musilago dan gum dibedakan atas dasar bahwa gum
mudah larut dalam air, sedangkan musilago tidak larut, tetapi membentuk massa
yang berlendir.
c. Gum Arab ( gum akasia)
Gum arab merupakan eksudat
dari ranting Acacia senegal (Fabaceae) yang dilukai. Cabang atau ranting
dilukai sampai kambium, eksudat yang keluar dibiarkan mengering kemudian
dipanen setelah 30 hari. Gum arab diperdagangkan dalam bentuk serpihan atau
butiran berwarna putih kekuningan dan tidak berbau.
Gum arab tersusun dari arabin
yang merupakan garam kalsium, kalium atau magnesium dari asam arabat. Asam
arabat jika dihidrolisis akan menghasilkan L-arabinosa, D-galaktosa, asam
D-glukoronat dan L-ramnosa. Selain itu juga mengandung enzim-enzim oksidase, peroksidase
dan pektinase yang dapat menimbulkan masalah pada penggunaannya. Berfungsi
sebagai stabilisator emulsi, pengenyal lozenges dan permen (juga untuk mencegah
pengkristalan gula). Larutan gum arab memiliki viskositas yang rendah dan
stabil pada jangkah pH 2-10 serta tidak diendapkan oleh alkohol kurang dari
atau sama dengan 60%.
d. Gum Tragakan
Gum tragakan merupakan eksudat
yang keluar dari cabang Astragalus spp. (A.gummifer, A.kurdicus, A.brachycalyx,
famili dari Fabaceae) yang dilukai. Negara penghasilnya adalah Persia, Siria
dan Afganistan. Tragakan diperdagangkan dalam bentuk keping-kepingan semi
transparan, berwarna putih sampai putih kekuningan. Tragakan tersusun dari
komponen larut air yang disebut tragakantin dan komponen tidak larut air yang
disebut basorin. Keduanya merupakan polimer dari asam galakturonat,
galaktopiranosa, arabfuranosa dan lain-lain. Tragakantin tidak mengandung gugus
metoksi sedangkan basorin mengandung 5-35% gugus metoksil. Tragakan mengembang
dalam air, namun hanya sedikit yang larut. Berfungsi sebagai bahan pengemulsi,
pengikat tablet dan untuk industri tekstil.
4. Pektin
Pektin diperoleh dari ampas
perasan buah apel (mengandung pektin 15-20% berat kering) dan sari kulit buah
jeruk (mengandung pektin 20-30% berat kering). Ampas apel dihidrolisis pada
suhu 60-90⁰C dengan derajat keasaman tertentu (pH 2,5). Pektin yang dihasilkan
dipisahkan dengan sentrifugasi. Pektin alam terdapat dalam bentuk serbuk halus
sampai kasar, warna putih kekuningan, hampir tidak berbau dan berlendir. Pektin
larut dalam 20 bagian auir, larutannya kental, keruh, koloidal, dan asam
(terhadap lakmus). Satu bagian pektin dipanasi dengan 9 bagian air membentuk
gel yang liat.
Pektin berasal dari bahasa
Yunani yang artinya membeku atau mengental. Senyawa ini ditemui pada dinding
sel jaringan seluruh tanaman yang berfungsi sebagai perekat interseluler.
Merupakan campuran dari metil ester galakturonat, galaktan dan araban yang
diperoleh dari hasil hidrolisis protopektin. Protopektin merupakan komponen
lamela tengah dan dinding primer sel tumbuhan. Protopektin ini tidak larut air,
tetapi akan diubah dan larut bila dibiarkan dalam air mendidih di bawah
tekanan.
Kegunaannya terutama untuk industri makanan (es krim, selai dan sirup) serta untuk suplemen fiber dan obat diare.
B. HASIL PENYARIAN RUMPUT
LAUT
1. Agar
Penghasilnya adalah ganggang
merah (Rhodophyceae) antara lain: Gelidium amansii, Gelidium cartilagenum
(Geladiaceae), Pterocladi sp (Gelidiaceae), Gracilaria confervoides
(Gracilariaceae). Ganggang dipanen dari ganggang liar atau dari hasil budidaya.
Negara penghasil utama adalah Jepang dan Amerika.
Agar terdiri dari campuran
agarosa dan agaropektin. Agarosa merupakan polimer galaktosa yang netral
sedangkan agaropektin merupakan polisakarida tersulfonasi (polimer dari
galaktosa dan galakturonat yang teresterisasi sulfat)
Bersifat tidak larut dalam air
dingin tapi larut dalam air panas. Pemanasan 0,5-1% agar akan menghasilkan gel
pada pendinginan dan pH larutan 1% adalah 2.
Berfungsi untuk mengatasi
konstipasi kronik dan sebagai media kultur. Agarosa digunakan untuk
elektroforesa dan kromatografi. Pemakaian lainnya adalah untuk makanan.
2. Karagen
Nama lainnya adalah chondrus,
irish moss. Karagen atau karaginan adalah istilah yang diberikan untuk
hidrokoloid yang sekerabat dekat dengan yang diperoleh dari bermacammacam
ganggang merah atau gulma laut. Sumber utama untuk karaginan adalah Chondrus
crispus Linne dan Gigartina mamillosa (Gigartinaceae). Secara fisik, karaginan
dan agar hampir sama. Adapun perbedaan sifat kimianya adalah karaginan
mengandung ester sulfat yang tinggi. Karaginan dapat dipisahkan menjadi
beberapa komponen yang meliputi kkaraginan, i-karaginan, dan l-karaginan.
K-karaginan dan i- karaginan cenderung berorientasi terpilin yang stabil bila
dalam larutan, tetapi l-karaginan tidak. Jadi k-dan i-karaginan merupakan
pembentuk gel yang baik dan l-karaginan lebih berfungsi sebagai pengental.
Karaginan banyak digunakan
untuk pembentuk gel dan memberikan stabilitas kepada emulsi dan suspensi. Ini
dikarenakan adanya susuanan yang teguh dan kemampuan pembersih yang baik dari
hidrokoloid, terutama untuk formulasi pasta gigi. Karaginan juga cocok untuk
demulsen, pencahar dan komponen pembantu dalam sediaan makanan.
3. Algin (natrium Alginat)
Merupakan polimer dari asam
D-manuronat dan asam L-glukuronat. Penghasilnya adalah ganggang coklat
(Laminaria digitata dan Macrocystis pyrifera dari famili Lessoniaceae). Algin
tidak berasa dan tidak berbau. Larut mudah dalam air membentuk koloid yang
kental. Biasanya digunakan untuk pengemulsi dalam industri es krim, permen
coklat dan lain-lain
a. Plantaginis semen (Psillium
seed)
Merupakan biji dari Plantago
psillium, Plantago ovata dan Plantago indica (Plantaginaceae). Bentuk yang
paling banyak diperdagangkan adalah husk (sekam) dari biji Plantago. Biji
Plantago mengandung 10-30% hidrokoloid yang terletak pada bagian luar kulit
biji. Hidrokoloid tersebut dapat dipisahkan menjadi fraksi polisakarida netral
dan polisakarida asam. Biasanya digunakan untuk suplemen dietary fiber dan bulk
laksative dan harus disertai dengan banyak minum air.
b. Suplemen fiber
Fiber adalah komponen dinding
sel tumbuhan yang tidak tercerna. Fiber tersusun dari berbagai jenis karbohidrat
dan lignin. Fiber dapat dikelompokkan menjadi yang larut air, yang terdiri dari
pektin, gom. Yang tidak larut air yang tersusun dari selulosa dan hemiselulosa.
Sumber terbaik untuk fiber larut air untuk tujuan non laksan adalah psilium,
gum guar, glucommanan, gum karaya dan pektin. Fiber dapat mengikat asam empedu
sehingga menurunkan kadar kolesterol dan LDL (low density lipoprotein).
Sedangkan HDL (high density lipoprotein) tetap tidak berubah. Fiber juga
memperlambat pengosongan lambung sehingga mengurangi laju peningkatan kadar
gula darah, memperlama rasa kenyang serta menyempurnakan pencernaan. Selain
itu, fiber juga mempercepat laju pengosongan usus besar sehingga mengurangi
resiko kanker kolon. Fiber dapat menyebabkan konstipasi jika tidak disertai
minum air yang banyak. Sumber fiber banyak terdapat pada bahan makanan nabati
seperti sayur-mayur, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
RINGKASAN
Contoh karbohidrat jenis
monosakarida adalah glukosa, madu, sorbitol, manitol, xylitol. Untuk jenis
disakarida contohnya adalah sukrosa, laktosa. Untuk contoh polisakarida ada
amilum, gum dan musilago, pektin. Selain itu hasil penyarian laut yang meliputi
agar, karagen dan algin. Contoh lainnya adalah Plantaginis semen dan suplemen
fiber. Semuanya mempunyai manfaat yang penting dalam bidang kefarmasian.
Seperti halnya amilum, yang digunakan sebagai bahan pengisi tablet, bahan
pengikat dan bahan penghancur.
LATIHAN SOAL
Untuk memperdalam pemahaman
Anda mengenai materi pembelajaran di atas, kerjakanlah latihan berikut!
1) Jelaskan bagaimana cara
membedakan gula asli dengan gula palsu!
2) Apa saja kandungan dari
madu?
3) Mengapa pektin disebut
sebagai bahan hidrokoloid?
4) Apa tanaman penghasil
mannitol?
5) Apakah fiber itu?
Petunjuk Jawaban Latihan
1) Syarat madu asli (diringkas
dari S II 0156-88 dan Ekstra Farmakope Indonesia 1974), secara organoleptik
merupakan khas madu, kadar air maksimum 25%, gula pereduksi minimum 60%,
sukrosa maksimum 10%, aktivitas enzim diastase minimum 3 unit Gothe DN,
hidroksi metil furfural maksimum 40 mg/kg, keasaman maksimum 40 ml NaOH 1 N per
kh. Kadar padatan maksimum 0,5%, kadar abu maksimum 0,5%, desktrin maksimum
0,5%, asam benzoat negatif.
2) Kandungan dari madu adalah
campuran dekstrosa dan fruktosa dengan jumlah yang sama, air. Madu juga
mengandung 0,1-10% sukrosa dan sejumlah kecil karbohidrat lain, minyak atsiri,
pigmen, mineral serta bagian tanaman, terutama butir serbuk sari.
3) Pektin merupakan campuran
dari metil ester galakturonat, galaktan dan araban yang diperoleh dari hasil
hidrolisis protopektin. Sementara itu, protopektin ini bersifat tidak larut
air, tetapi akan diubah dan larut bila dibiarkan dalam air mendidih di bawah
tekanan yang menjadikan pektin bersifat hidrokoloid.
4) Manitol terdapat dalam
‘manna yang merupakan getah/eksudat dari Fraxinus ornus, familia Oleaceae.
5) Fiber adalah komponen
dinding sel tumbuhan yang tidak tercerna
Pilihlah satu jawaban yang
paling tepat!
1) Selulosa diperoleh dari….
A. Ekstraksi daun
B. Ekstraksi biji
C. Bantuan larutan perak
D. Bantuan larutan tembaga
E. Bantuan larutan kloroform
2) Sifat selulosa adalah
sebagai berikut, kecuali….
A. Selulosa mudah dihidrolisis
B. Hidrolisis akan terjadi
pada suhu tinggi, tekanan tinggi dan kadar asam rendah
C. Hidrolisis akan terjadi
pada suhu tinggi, tekanan tinggi dan kadar asam tinggi
D. Hidrolisis akan terjadi
pada suhu rendah, tekanan tinggi dan kadar asam tinggi
E. Hidrolisis akan terjadi
pada suhu rendah, tekanan rendah dan kadar asam rendah
3) Berikut merupakan perbedaan
musilago dan gum, kecuali….
A. Musilago mudah larut dalam
air
B. Gum sukar larut dalam air
C. Musilago membentuk
lendir
D. Gum membentuk lendir
E. Gum berbentuk larutan yang
jernih
4) Berikut merupakan tanaman
penghasil amilum yang banyak digunakan dalam bidang kefarmasian, kecuali….
A. Zea mays
B. Solanum tuberosum
C. Ipomoea batatas
D. Manihot utilissima
E. Andrographis paniculata
5) Apabila amilum bereaksi
dengan iodium menghasilkan hasil yang positif akan memberikan perubahan warna….
A. Hijau
B. Ungu
C. Merah muda
D. Kuning
E. Jingga
0 comments:
Posting Komentar